Budidaya

Caption : Ilustrasi: Pohon Apel (Unsplash/Markus Winkler)
[Panduan] Cara Budidaya Apel dengan Mudah dan Cepat
Selasa, 29 Juni 2021
Meskipun berasal dari daerah subtropis, pada daerah-daerah tropis, kepopuleran apel tak kalah dengan buah-buah tropis lainnya. Apel yang bernama latin Malus sylvestris merupakan salah satu tanaman buah yang dapat dibudidayakan di Indonesia, dimana perkembangan apel dimulai sejak diperkenalkannya teknologi perompesan daun yang diikuti dengan pelengkungan cabang sebagai pengganti musim gugur, sehingga produksi apel dapat lebih mudah diatur oleh petani.
Buah apel mengandung karbohidrat yang cukup, karoten yang memiliki aktivitas sebagai vitamin A, antioksidan sebagai penangkal radikal bebas, vitamin C, B, serta mineral yang berguna bagi kesehatan manusia. Berdasarkan penelitian, apel juga bisa mengurangi resiko kanker usus besar, kanker prostat dan paru-paru. Serat pada buah apel turut mencegah penyakit jantung serta mengontrol berat badan dan kadar kolesterol.
Berdasarkan data yang dimuat Badan Pusat Statistik, pada tahun 2020, jumlah produksi buah apel nasional mencapai 516.513 ton, dengan sumbangsih terbesar dari daerah sentra penanaman apel, yaitu Jawa Timur sebesar 515.619 ton. Jika melihat potensi daerah pengembangan di Indonesia, sebenarnya di beberapa daerah juga bisa mendulang budaya apel, tak hanya di Jawa Timur. Oleh karena itu, angka tersebut tentu dapat ditingkatkan lagi. Bagi Anda yang tertarik mencoba usaha budidaya buah apel, berikut Portal Agri bagikan tahapan dan teknik budidaya apel dengan tepat dan cepat.
1. Jenis Apel yang Dikembangkan di Indonesia
Sebelum melakukan budidaya, ketahuilah jenis-jenis apel yang telah dikembangkan di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble, Wanglin/Talijiwo.
2. Syarat Tumbuh
Apel yang ditanam pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia, menghendaki beberapa syarat pertumbuhan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, yaitu pada lahan tanam yang berada di daerah dataran tinggi 1000 - 1500 mdpl, suhu udara 16 - 27°C, beriklim kering dengan curah hujan 1000 - 2500 mm/tahun, penyinaran matahari sebanyak 50 - 60%/hari, kelembaban udara 75 - 85%, dan media tanam berupa tanah jenis Regosol (Entisol), Andosol (Andisol), dan Latosol (Inceptisol), bertekstur sedang, konsistensi gembur, kedalaman efektif > 50 cm, sistem drainase baik, dan pH tanah 5,5 - 7.
3. Pemilihan Benih
Indonesia paling banyak membudidayakan jenis varietas apel Rome Beauty, Manalagi, dan Anna.
Rome Beauty bercirikan warna merah kehijauan pada kulit, bentuk sedikit bulat, daging buah agak keras, beraroma kuat, dan rasanya segar dengan sedikit asam.
Manalagi bercirikan warna kuning kehijauan pada kulit, bentuk sedikit bulat, rasa manis, aromanya harum, dan kandungan air yang tidak terlalu banyak.
Anna bercirikan bentuk buah lonjong, warna merah dan tipis pada kulit, bentuknya lonjong, daging buah lunak dan rasanya asam.
Apabila ketiga varietas tersebut dibandingkan, varietas Anna akan lebih baik ditanam di tempat yang memiliki elevasi tinggi.
Ciri-ciri benih apel yang baik untuk ditanam adalah diperbanyak dengan cara okulasi, batang bawah dan batang atas lurus sehat, lebatnya akar serabut, daunnya subur dan sehat, telah memasuki umur 6 bulan atau lebih sejak okulasi, serta telah bersertifikat.
4. Persiapan Lubang dan Penanaman
Sebaiknya masa penanaman dilakukan saat awal musim hujan, sebab ketersediaan air dan suhu udara sangat mendukung daya adaptasi benih di lapangan. Oleh karena itu, masa persiapan lahan berupa pembersihan lahan, pembuatan teras (lahan berlereng) dan lubang tanam harus dilakukan pada musim kemarau.
Ukuran lubang 60 x 60 x 60 cm, jarak tanam 3 - 3,5 x 3,5 m (Varietas Manalagi) dan 2 - 3 m x 2,5 - 3 m (Varietas Anna dan Rome Beauty).
Suburkan daerah perakaran tanah dengan memasukkan media tanah ke lubang tanam berupa campuran tanah lapisan atas atau top soil (berwarna lebih gelap dan gembur) dengan 20 kg bahan organik (pupuk kandang) dan 0,5 kg dolomit atau fosfat alam jika reaksi tanah masam pH <5,5. Sebelum hujan, masukkan campuran tanah ke dalam lubang, biarkan melewati masa inkubasi minimal 2 minggu.
Cara penanaman benih apel yaitu dengan memasukkan benih ke dalam lubang, atur akar agar dapat menyebar ke segala arah, timbun akar dengan tanah sampai setinggi leher akar sembari tanah dipadatkan agar tanaman berdiri tegak dan tidak mudah roboh. Pasang ajir secara longgar untuk membantu tanaman terhindar dari hembusan angin kencang.
5. Pelengkungan Cabang
Pelengkungan cabang dilakukan setelah tanaman benar-benar telah beradaptasi di lapangan dan memiliki cabang cukup panjang, yaitu berdiameter 1 - 12 cm yang kuat untuk dilengkungkan. Tujuannya tidak hanya membentuk kerangka tajuk, namun juga untuk mendorong munculnya tunas generatif pada cabang lateral.
Caranya, lengkungkan 3 - 4 cabang hingga mendatar, lalu ikat dengan tali yang ditancapkan pada tanah, rontokkan atau rompeskan daun, potong ujung cabang.
6. Pemupukan
Sebagai pendorong pertumbuhan, tanaman apel sedikitnya memerlukan unsur hara makro (C,H,O,N,P,K,Ca,Mg,S) dan unsur hara mikro (Fe,Zn,Mn,Cu,B,Mo).
Sumber utama unsur hara mikro berasal dari bahan organik dan pupuk kimia, sedangkan sumber utama unsur hara makro adalah pupuk kimia.
Unsur N,P,K dapat diperoleh dari tambahan pupuk kimia secara berimbang yang diaplikasikan secara rutin dan teratur, setiap 2 - 3 bulan.
Dalam menjaga kegemburan tanah dan memenuhi unsur hara mikro serta unsur lain, disarankan menambah 20 - 40 kg/pohon bahan organik dan pengapuran apabila pH tanah kurang dari 5,5 pada setiap akhir kemarau.
7. Perompesan Daun
Perompesan daun dilakukan ketika tunas generatif sudah padat, terjadi sekitar 2 minggu setelah panen.
Caranya, bisa manual dengan tangan, ataupun menyemprotkan daun tua (pembakaran daun) menggunakan zat pengatur tumbuh berbahan aktif Hidrogen Sianamida + 10% Urea.
Sebagai referensi, perompesan daun pada bulan April dan Oktober akan memberikan hasil lebih baik dibandingkan bulan-bulan lainnya, karena bunga terhindar dari air hujan.
8. Penjarangan Buah
Bila dilakukan dengan tepat, penjarangan buah bermanfaat meningkatkan mutu panen dan menjaga stabilitas produksi.
Caranya, lakukan ketika buah berumur 8 - 9 minggu sejak bunga telah mekar. Kurangi jumlah buah yang bergerombol, sisakan hanya 2 - 3 buah buah seragam pada setiap tandan.
9. Pembungkusan Buah
Terkhusus pada varietas apel Manalagi, setelah kegiatan penjarangan buah atau 3 bulan sejak perompesan daun, lakukan pembungkusan buah berumur 3 bulan sejak bunga mekar menggunakan kertas bersih dan tahan air.
10. Pengendalian Hama dan Penyakit Utama
Terdapat beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang tanaman apel di masa pertumbuhan, terutama saat 3 bulan setelah perompesan daun. Hama tersebut diantaranya kutu daun, kutu sisik, tungau, trips, dan ulat. Sedangkan penyakit diantaranya embun tepung, dan marsonina coronaria.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan bahan aktif pestisida, seperti Imidakloprid, abamektin (kutu daun, kutu sisik, Trips), Dicofol, Piridaben (Tungau) dan Sipermetrin (ulat), dan lain-lain.
Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan bahan aktif Difenokonazol, Propineb, Mankozeb, dan lain-lain.
11. Masa Panen
Panen buah apel di Indonesia dapat berlangsung dua kali dalam setahun dikarenakan adanya perlakuan pelengkungan cabang dan perompesan daun.
Masa panen varietas Apel Rome Beauty ketika buah berumur 120 - 140 hari, Manalagi 115 hari, dan Anna 100 hari setelah bunga mekar.
Teknik panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat cuaca sedang cerah. Petik buah apel secara hati-hati, masukkan ke dalam keranjang berlapis karung plastik untuk mengurangi kerusakan buah.
Penyimpanan buah apel idealnya disimpan pada kamar pendingin bersuhu 0 - 6°C dengan ketahanan kesegaran buah selama 4 - 7 bulan.
Meskipun berasal dari daerah subtropis, pada daerah-daerah tropis, kepopuleran apel tak kalah dengan buah-buah tropis lainnya. Apel yang bernama latin Malus sylvestris merupakan salah satu tanaman buah yang dapat dibudidayakan di Indonesia, dimana perkembangan apel dimulai sejak diperkenalkannya teknologi perompesan daun yang diikuti dengan pelengkungan cabang sebagai pengganti musim gugur, sehingga produksi apel dapat lebih mudah diatur oleh petani.
Buah apel mengandung karbohidrat yang cukup, karoten yang memiliki aktivitas sebagai vitamin A, antioksidan sebagai penangkal radikal bebas, vitamin C, B, serta mineral yang berguna bagi kesehatan manusia. Berdasarkan penelitian, apel juga bisa mengurangi resiko kanker usus besar, kanker prostat dan paru-paru. Serat pada buah apel turut mencegah penyakit jantung serta mengontrol berat badan dan kadar kolesterol.
Berdasarkan data yang dimuat Badan Pusat Statistik, pada tahun 2020, jumlah produksi buah apel nasional mencapai 516.513 ton, dengan sumbangsih terbesar dari daerah sentra penanaman apel, yaitu Jawa Timur sebesar 515.619 ton. Jika melihat potensi daerah pengembangan di Indonesia, sebenarnya di beberapa daerah juga bisa mendulang budaya apel, tak hanya di Jawa Timur. Oleh karena itu, angka tersebut tentu dapat ditingkatkan lagi. Bagi Anda yang tertarik mencoba usaha budidaya buah apel, berikut Portal Agri bagikan tahapan dan teknik budidaya apel dengan tepat dan cepat.
1. Jenis Apel yang Dikembangkan di Indonesia
Sebelum melakukan budidaya, ketahuilah jenis-jenis apel yang telah dikembangkan di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble, Wanglin/Talijiwo.
2. Syarat Tumbuh
Apel yang ditanam pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia, menghendaki beberapa syarat pertumbuhan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, yaitu pada lahan tanam yang berada di daerah dataran tinggi 1000 - 1500 mdpl, suhu udara 16 - 27°C, beriklim kering dengan curah hujan 1000 - 2500 mm/tahun, penyinaran matahari sebanyak 50 - 60%/hari, kelembaban udara 75 - 85%, dan media tanam berupa tanah jenis Regosol (Entisol), Andosol (Andisol), dan Latosol (Inceptisol), bertekstur sedang, konsistensi gembur, kedalaman efektif > 50 cm, sistem drainase baik, dan pH tanah 5,5 - 7.
3. Pemilihan Benih
Indonesia paling banyak membudidayakan jenis varietas apel Rome Beauty, Manalagi, dan Anna.
Rome Beauty bercirikan warna merah kehijauan pada kulit, bentuk sedikit bulat, daging buah agak keras, beraroma kuat, dan rasanya segar dengan sedikit asam.
Manalagi bercirikan warna kuning kehijauan pada kulit, bentuk sedikit bulat, rasa manis, aromanya harum, dan kandungan air yang tidak terlalu banyak.
Anna bercirikan bentuk buah lonjong, warna merah dan tipis pada kulit, bentuknya lonjong, daging buah lunak dan rasanya asam.
Apabila ketiga varietas tersebut dibandingkan, varietas Anna akan lebih baik ditanam di tempat yang memiliki elevasi tinggi.
Ciri-ciri benih apel yang baik untuk ditanam adalah diperbanyak dengan cara okulasi, batang bawah dan batang atas lurus sehat, lebatnya akar serabut, daunnya subur dan sehat, telah memasuki umur 6 bulan atau lebih sejak okulasi, serta telah bersertifikat.
4. Persiapan Lubang dan Penanaman
Sebaiknya masa penanaman dilakukan saat awal musim hujan, sebab ketersediaan air dan suhu udara sangat mendukung daya adaptasi benih di lapangan. Oleh karena itu, masa persiapan lahan berupa pembersihan lahan, pembuatan teras (lahan berlereng) dan lubang tanam harus dilakukan pada musim kemarau.
Ukuran lubang 60 x 60 x 60 cm, jarak tanam 3 - 3,5 x 3,5 m (Varietas Manalagi) dan 2 - 3 m x 2,5 - 3 m (Varietas Anna dan Rome Beauty).
Suburkan daerah perakaran tanah dengan memasukkan media tanah ke lubang tanam berupa campuran tanah lapisan atas atau top soil (berwarna lebih gelap dan gembur) dengan 20 kg bahan organik (pupuk kandang) dan 0,5 kg dolomit atau fosfat alam jika reaksi tanah masam pH <5,5. Sebelum hujan, masukkan campuran tanah ke dalam lubang, biarkan melewati masa inkubasi minimal 2 minggu.
Cara penanaman benih apel yaitu dengan memasukkan benih ke dalam lubang, atur akar agar dapat menyebar ke segala arah, timbun akar dengan tanah sampai setinggi leher akar sembari tanah dipadatkan agar tanaman berdiri tegak dan tidak mudah roboh. Pasang ajir secara longgar untuk membantu tanaman terhindar dari hembusan angin kencang.
5. Pelengkungan Cabang
Pelengkungan cabang dilakukan setelah tanaman benar-benar telah beradaptasi di lapangan dan memiliki cabang cukup panjang, yaitu berdiameter 1 - 12 cm yang kuat untuk dilengkungkan. Tujuannya tidak hanya membentuk kerangka tajuk, namun juga untuk mendorong munculnya tunas generatif pada cabang lateral.
Caranya, lengkungkan 3 - 4 cabang hingga mendatar, lalu ikat dengan tali yang ditancapkan pada tanah, rontokkan atau rompeskan daun, potong ujung cabang.
6. Pemupukan
Sebagai pendorong pertumbuhan, tanaman apel sedikitnya memerlukan unsur hara makro (C,H,O,N,P,K,Ca,Mg,S) dan unsur hara mikro (Fe,Zn,Mn,Cu,B,Mo).
Sumber utama unsur hara mikro berasal dari bahan organik dan pupuk kimia, sedangkan sumber utama unsur hara makro adalah pupuk kimia.
Unsur N,P,K dapat diperoleh dari tambahan pupuk kimia secara berimbang yang diaplikasikan secara rutin dan teratur, setiap 2 - 3 bulan.
Dalam menjaga kegemburan tanah dan memenuhi unsur hara mikro serta unsur lain, disarankan menambah 20 - 40 kg/pohon bahan organik dan pengapuran apabila pH tanah kurang dari 5,5 pada setiap akhir kemarau.
7. Perompesan Daun
Perompesan daun dilakukan ketika tunas generatif sudah padat, terjadi sekitar 2 minggu setelah panen.
Caranya, bisa manual dengan tangan, ataupun menyemprotkan daun tua (pembakaran daun) menggunakan zat pengatur tumbuh berbahan aktif Hidrogen Sianamida + 10% Urea.
Sebagai referensi, perompesan daun pada bulan April dan Oktober akan memberikan hasil lebih baik dibandingkan bulan-bulan lainnya, karena bunga terhindar dari air hujan.
8. Penjarangan Buah
Bila dilakukan dengan tepat, penjarangan buah bermanfaat meningkatkan mutu panen dan menjaga stabilitas produksi.
Caranya, lakukan ketika buah berumur 8 - 9 minggu sejak bunga telah mekar. Kurangi jumlah buah yang bergerombol, sisakan hanya 2 - 3 buah buah seragam pada setiap tandan.
9. Pembungkusan Buah
Terkhusus pada varietas apel Manalagi, setelah kegiatan penjarangan buah atau 3 bulan sejak perompesan daun, lakukan pembungkusan buah berumur 3 bulan sejak bunga mekar menggunakan kertas bersih dan tahan air.
10. Pengendalian Hama dan Penyakit Utama
Terdapat beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang tanaman apel di masa pertumbuhan, terutama saat 3 bulan setelah perompesan daun. Hama tersebut diantaranya kutu daun, kutu sisik, tungau, trips, dan ulat. Sedangkan penyakit diantaranya embun tepung, dan marsonina coronaria.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan bahan aktif pestisida, seperti Imidakloprid, abamektin (kutu daun, kutu sisik, Trips), Dicofol, Piridaben (Tungau) dan Sipermetrin (ulat), dan lain-lain.
Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan bahan aktif Difenokonazol, Propineb, Mankozeb, dan lain-lain.
11. Masa Panen
Panen buah apel di Indonesia dapat berlangsung dua kali dalam setahun dikarenakan adanya perlakuan pelengkungan cabang dan perompesan daun.
Masa panen varietas Apel Rome Beauty ketika buah berumur 120 - 140 hari, Manalagi 115 hari, dan Anna 100 hari setelah bunga mekar.
Teknik panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat cuaca sedang cerah. Petik buah apel secara hati-hati, masukkan ke dalam keranjang berlapis karung plastik untuk mengurangi kerusakan buah.
Penyimpanan buah apel idealnya disimpan pada kamar pendingin bersuhu 0 - 6°C dengan ketahanan kesegaran buah selama 4 - 7 bulan.
Sumber :
Sutopo, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/budidaya-apel/
Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Berita Lainnya


[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
05 Mei 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
07 Mei 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat
10 Mei 2021
Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.
Komentar (0)