Budidaya

Caption : Ilustrasi Kacang Merah (Freepik/Jcomp)
Cara Pengolahan Media Tanam Kacang Merah
Kamis, 30 December 2021
Perkembangan produksi kacang merah di Indonesia mengalami kondisi naik dan turun dari tahun ke tahun. Sejak lama, kacang merah merupakan tanaman pangan yang telah dibudidayakan petani nusantara. Budidaya kacang merah terbilang mudah dengan resiko kegagalan yang kecil. Begitu pun, peningkatan luas pertanamannya hanya sekitar 5% per tahun. Lambatnya peningkatan tersebut disebabkan oleh keterbatasan lahan yang tersedia.
Sejatinya, kacang merah dapat ditanam pada lingkungan yang beragam, diantaranya pada lingkungan dengan sinar matahari penuh, hingga lingkungan ternaungi dengan pola tanam tumpang sari, atau pada lahan ternaungi tanaman tahunan. Selain lingkungan, pengolahan media tanam juga turut berperan dalam keberhasilan penanaman kacang merah. Media tanam yang diolah dengan baik tentunya menghasilkan polong dengan kualitas optimal. Lantas, bagaimana cara pengolahan media tanam kacang merah yang tepat?
Bila didefinisikan, pengolahan lahan adalah semua pekerjaan yang ditujukan pada tanah untuk menciptakan media tanam yang ideal, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Umumnya, pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari segala jenis rerumputan ataupun gulma, agar tanaman tidak tersaingi dalam hal penyerapan makanan. Pembersihan dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan mencabut gulma dengan tangan, alat bantu cangkul cetok, atau traktor apabila lahannya luas. Pembersihan dengan bahan kimia juga dapat dilakukan, yaitu dengan menyemprotkan herbisida, tepat setelah gulma tumbuh ataupun sebelum gulma tumbuh.
Untuk gulma jenis Cynodon dactylon disemprot dengan herbisida Actril DS dosis 1,5 - 2 liter dalam 400 liter air/ha, pada tinggi tanaman 10 - 15 cm. Gulma jenis lain seperti Borreria alata dapat disemprot dengan herbisida Fernimine 720 AS dosis 1 - 1,15 liter yang dilarutkan ke dalam 500 liter air. Jenis Eleusine indica disemprot Fusilade 25 EC dosis 1 - 2 liter dengan campuran 400 - 600 liter air. Herbisida lainnya yang dapat dipakai adalah Goal 2E, Lasso 480 EC, Paracol, Roundup, Satunil 400/200 EC, Saturin 500/50 EC dengan dosis seperti yang tercantum dalam masing-masing label.
Setelah gulma sudah benar-benar bersih, maka kegiatan pengolahan lahan dapat dilanjutkan dengan kegiatan pembajakan tanah dan pencangkulan tanah sebanyak 1 - 2 kali sedalam 20 - 30 cm. Pada tanah-tanah berat, cukup cangkul tanah sebanyak dua kali dengan jangka waktu 2 - 3 minggu, dan untuk tanah-tanah ringan, pencangkulan cukup dilakukan sekali saja.
Terakhir, supaya nantinya kegiatan pemeliharaan tanaman dapat dilakukan lebih mudah, maka buatlah bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 20 cm. Antar bedengan dibuat jarak 40 - 50 cm. Selain sebagai jalan, bedengan juga berfungsi sebagai saluran pembuangan air atau drainase. Namun, untuk areal yang tidak begitu luas, seperti tanah pekarangan, bedengan tidak perlu dibuat, tetapi diganti dengan pembuatan guludan tanah selebar 20 cm, panjang 5 m, tinggi 10 - 15 cm, dan jarak antar guludan 70 cm.
Perkembangan produksi kacang merah di Indonesia mengalami kondisi naik dan turun dari tahun ke tahun. Sejak lama, kacang merah merupakan tanaman pangan yang telah dibudidayakan petani nusantara. Budidaya kacang merah terbilang mudah dengan resiko kegagalan yang kecil. Begitu pun, peningkatan luas pertanamannya hanya sekitar 5% per tahun. Lambatnya peningkatan tersebut disebabkan oleh keterbatasan lahan yang tersedia.
Sejatinya, kacang merah dapat ditanam pada lingkungan yang beragam, diantaranya pada lingkungan dengan sinar matahari penuh, hingga lingkungan ternaungi dengan pola tanam tumpang sari, atau pada lahan ternaungi tanaman tahunan. Selain lingkungan, pengolahan media tanam juga turut berperan dalam keberhasilan penanaman kacang merah. Media tanam yang diolah dengan baik tentunya menghasilkan polong dengan kualitas optimal. Lantas, bagaimana cara pengolahan media tanam kacang merah yang tepat?
Bila didefinisikan, pengolahan lahan adalah semua pekerjaan yang ditujukan pada tanah untuk menciptakan media tanam yang ideal, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Umumnya, pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari segala jenis rerumputan ataupun gulma, agar tanaman tidak tersaingi dalam hal penyerapan makanan. Pembersihan dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan mencabut gulma dengan tangan, alat bantu cangkul cetok, atau traktor apabila lahannya luas. Pembersihan dengan bahan kimia juga dapat dilakukan, yaitu dengan menyemprotkan herbisida, tepat setelah gulma tumbuh ataupun sebelum gulma tumbuh.
Untuk gulma jenis Cynodon dactylon disemprot dengan herbisida Actril DS dosis 1,5 - 2 liter dalam 400 liter air/ha, pada tinggi tanaman 10 - 15 cm. Gulma jenis lain seperti Borreria alata dapat disemprot dengan herbisida Fernimine 720 AS dosis 1 - 1,15 liter yang dilarutkan ke dalam 500 liter air. Jenis Eleusine indica disemprot Fusilade 25 EC dosis 1 - 2 liter dengan campuran 400 - 600 liter air. Herbisida lainnya yang dapat dipakai adalah Goal 2E, Lasso 480 EC, Paracol, Roundup, Satunil 400/200 EC, Saturin 500/50 EC dengan dosis seperti yang tercantum dalam masing-masing label.
Setelah gulma sudah benar-benar bersih, maka kegiatan pengolahan lahan dapat dilanjutkan dengan kegiatan pembajakan tanah dan pencangkulan tanah sebanyak 1 - 2 kali sedalam 20 - 30 cm. Pada tanah-tanah berat, cukup cangkul tanah sebanyak dua kali dengan jangka waktu 2 - 3 minggu, dan untuk tanah-tanah ringan, pencangkulan cukup dilakukan sekali saja.
Terakhir, supaya nantinya kegiatan pemeliharaan tanaman dapat dilakukan lebih mudah, maka buatlah bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 20 cm. Antar bedengan dibuat jarak 40 - 50 cm. Selain sebagai jalan, bedengan juga berfungsi sebagai saluran pembuangan air atau drainase. Namun, untuk areal yang tidak begitu luas, seperti tanah pekarangan, bedengan tidak perlu dibuat, tetapi diganti dengan pembuatan guludan tanah selebar 20 cm, panjang 5 m, tinggi 10 - 15 cm, dan jarak antar guludan 70 cm.
Sumber :
Dari berbagai sumber.
Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kacang Merah dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Tertarik berbudidaya kacang merah? berikut Portal Agri bagikan tahapannya.

Cara Pemupukan Tanaman Kacang Merah
06 Maret 2021
Tertarik berbudidaya kacang merah? berikut Portal Agri bagikan salah satu tahapan budidaya kacang merah, yaitu pemupukan. Simak informasi selengkapnya!

Teknik Pembukaan Lahan Budidaya Kacang Merah
06 Maret 2021
Berikut adalah artikel yang berisi informasi teknik-teknik pembukaan lahan dalam budidaya kacang merah. Hal ini penting untuk mengoptimalkan hasil produksi.

Cara Pengolahan Media Tanam Singkong
06 Maret 2021
Portal Agri akan berbagi informasi cara pengolahan media tanam untuk menghasilkan pembudidayaan yang sukses, dengan hasil panen singkong berkualitas unggul.

Cara Pengolahan Media Tanam Kacang Merah
06 Maret 2021
Selain lingkungan, pengolahan media tanam juga turut berperan dalam keberhasilan penanaman kacang merah. Lantas, apa saja tahapannya? Simak informasinya berikut.

Berita Lainnya


[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
05 Mei 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
07 Mei 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat
10 Mei 2021
Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.
Komentar (0)