Budidaya

image_berita

Caption : Tanaman Selada (Unsplash/Meg Boulden)

[Panduan] Cara Budidaya Selada dengan Mudah dan Cepat

Kamis, 27 Mei 2021

Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang termasuk dalam famili Compositae. Selada berasal dari kawasan Asia Barat dan kemudian menyebar di Asia dan negara-negara beriklim sedang.

Selada merupakan sayuran yang sangat populer, dengan warna hijaunya, tekstur, serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini merupakan tanaman setahun yang dapat dibudidayakan di daerah lembab, dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. Beberapa negara yang mengembangkan usaha budidaya selada, diantaranya Jepang, Thailand, Taiwan, Amerika Serikat, serta Indonesia. 

Dalam konsumsinya, selada dapat dikonsumsi secara mentah, dikarenakan selada memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi. Selain mineral, selada juga mengandung fosfor, besi, tembaga, kobalt, seng, kalsium, mangan, dan kalium sehingga berkhasiat dalam menjaga kesehatan tubuh. 

Tanaman selada yang umumnya dibudidayakan, dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu,

 Selada mentega atau selada telur, cirinya memiliki krop bulat dengan daun saling merapat menyerupai telur.

Selada rapuh, cirinya memiliki krop yang lonjong dengan pertumbuhan yang meninggi.

Selada daun, cirinya helaian daunnya lepas dan tepiannya berombak/bergerigi serta berwarna hijau, tidak membentuk krop.

Dan selada batang, cirinya daun berukuran besar dan tidak membentuk krop. 

Permintaan sayuran di Indonesia semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi akan pola makan hidup yang sehat karena selada memiliki kandungan gizi yang tinggi. Sangat disayangkan daerah yang membudidayakan selada di Indonesia masih sangat terbatas, diantaranya Cipanas, Lembang, dan Pangalengan Jawa Barat. Oleh karena itu, kesempatan budidaya selada masih terbuka luas, tentunya dengan potensi hasil usaha bernilai ekonomi yang menguntungkan. Untuk memulainya, diperlukan pengetahuan khusus dalam hal teknik budidaya selada yang baik dan benar, berikut Portal Agri bagikan tahapannya.

1. Syarat Tumbuh

Tanaman selada dapat dibudidayakan pada lahan tanam yang memiliki ketinggian 1000 - 1900 mdpl, suhu udara 15-25 °C, curah hujan 1000 - 1500 mm/tahun, kelembaban 80 - 90%, disinari matahari selama 8 - 12 jam/hari, dengan kondisi tanah berjenis lempung berdebu, berpasir, tanah yang masih mengandung humus, dan kandungan kemasaman tanahnya berkisar pH 5 - 6,5.

2. Pembenihan

Pada 1 ha lahan budidaya selada, diperlukan sebanyak 800 gram benih. Tanaman selada dapat ditanam dengan menggunakan biji yang diperoleh dari tanaman yang dibiarkan berbunga. Setelah tua, tanaman selada dipetik kemudian diambil bijinya. Biji dapat ditanam langsung, atau bisa juga disemaikan terlebih dahulu agar mendapat hasil panen yang lebih baik. 

Biji disemaikan selama 3 minggu, atau hingga sudah muncul 4 - 5 helai daun, barulah bibit dapat dipindahkan ke lahan tanam. Penting untuk menjaga kelembaban tanaman selada saat proses persemaian agar pertumbuhan lebih cepat dan lebih baik. 

3. Persiapan Lahan

Persiapan lahan diawali dengan mencangkul lahan tanam sedalam 20 - 30 cm agar gembur. Selanjutnya, dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur, untuk mendapatkan cahaya matahari secara penuh. Bedengan dibuat berukuran lebar 100 cm, tinggi 30 cm, dan panjang sesuai lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Apabila tanah pada lahan tanam memiliki tingkat kemasaman di bawah syarat tumbuh,maka dapat dilakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit. 

4. Penanaman

Penanaman selada dianjurkan dilakukan pada akhir musim hujan, apabila terpaksa harus ditanam pada musim kemarau, pastikan pemberian air harus mencukupi. Tanaman selada ditanam pada jarak 25 x 25 cm.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan utama pada tanaman selada adalah penyiraman secara rutin, dilakukan setiap hari sampai selada tumbuh normal, dari awal persemaian hingga dipindahkan ke lahan. 

Tak kalah penting, penyulaman juga harus dilakukan pada tanaman selada berusia 1 minggu setelah tanam, apabila terdapat tanaman yang mati.

Berikutnya, pengendalian gulma, tujuannya agar tidak ada persaingan dalam penyerapan unsur hara pada tanaman selada. Pengendalian dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan menggunakan tangan.

6. Pemupukan

Tanaman selada tumbuh dengan baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung humus. Periode pemupukan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu;

  • 3 hari sebelum tanam, tanaman diberikan pupuk kandang kotoran ayam 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi dengan takaran 4 kg/m2.

  • Pada usia 2 minggu setelah tanam, tanaman diberikan pupuk susulan, berupa pupuk Urea 150 kg/ha (15 g/m2). Agar pemberian pupuk lebih merata, aduk pupuk urea dengan pupuk organik, kemudian lakukan pemupukan secara larikan disamping barisan tanaman. 

  • Selanjutnya, tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2), pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman selada, diantaranya kutu daun (Myzus persicae) dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonia sp. Pengendalian hama dan penyakit tersebut dilakukan tergantung pada jenis hama atau penyakit apa yang menyerang. Namun, apabila diperlukan menggunakan pestisida, pastikan menggunakan pestisida yang aman, sesuai kebutuhan, dan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume, waktu, interval, dan cara aplikasi. 

8. Panen

Tanaman selada dapat dipanen setelah berumur kurang lebih 2 bulan, dengan cara mencabut batang tanaman atau memotong pangkal batang. Ciri tanaman yang layak panen adalah daun berwarna hijau segar, dan diameter batang 1 cm. Budidaya tanaman selada dapat dikatakan berhasil apabila menghasilkan kurang lebih 15 ton/ha.

9. Pasca Panen

Untuk menjaga kualitas selada yang baru saja dipanen, rendam bagian akar tanaman dalam air, dan lakukan pengiriman produk secepat mungkin. 

Sumber :

Budidaya Selada Semi Organik,2009. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jambi. http://repository.uin-suska.ac.id/5291/3/BAB%20II.pdf

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya