Budidaya

image_berita

Caption : Biji Sagu (Hellosehat.com)

[Panduan] Cara Budidaya Sagu dengan Mudah dan Cepat

Kamis, 27 Mei 2021

Hampir semua masyarakat di Indonesia telah mengenal sagu sebagai makanan pokok masyarakat bagian Timur Indonesia. Meskipun belum ada data yang mengungkapkan sejarah awal keberadaannya, sagu memang diduga berasal dari Maluku dan Irian. Namun sayangnya, saat ini negara Malaysia lah yang menjadi negara pembudidaya dan pengolahan tanaman sagu dengan teknologi eksploitasi paling maju. Padahal, Indonesia memiliki areal hutan sagu terluas serta diversitas genetik terbesar di dunia. Daerah yang diyakini sebagai pusat asal sagu adalah sekitar Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Di daerah tersebut, ditemukan keragaman plasma nutfah sagu yang paling tinggi dengan total areal sekitar 1,2 juta ha.

Sagu (Metroxylon sp) merupakan tumbuhan monokotil yang termasuk dalam ordo Spadiciflorae, famili Palmae, genus Metroxylon, dan spesies Metroxylon spp. Tanaman sagu tersebar di wilayah tropika basah Asia Tenggara dan Oseania, terutama pada wilayah-wilayah lahan rawa, payau, atau yang sering tergenang air.

Secara garis besar, sagu digolongkan menjadi dua, yaitu sagu yang berbunga atau sagu yang berbuah dua kali (Pleonanthic) dan berbunga atau berbuah sekali (Hapaxanthic) yang memiliki nilai ekonomis penting dikarenakan kandungan karbohidratnya yang lebih banyak. Golongan ini terdiri dari 5 varietas penting, yaitu Metroxylon sagus, Rottbol atau sagu molat, Metroxylon rumphii, Martius atau sagu Tuni, Metroxylon rumphii, Martius varietas Sylvestre Martius atau sagu ihur, Metroxylon rumphii, Martius varietas Longispinum Martius atau sagu Makanaru, dan Metroxylon rumphii, Martius varietas Micracanthum Martius atau sagu Rotan.

Tanaman sagu menghasilkan pati sagu yang merupakan makanan pokok penduduk asli Maluku dan Papua, terutama yang bermukim di daerah dataran rendah. Selain sebagai makanan pokok, pati sagu juga digunakan dalam industri obat-obatan, kosmetik, kertas, etanol, dan tekstil. Limbah pengolahan sagu juga berguna sebagai pakan ternak. 

Dikutip dari Republika.co.id, pada tahun 2020, pemerintah kembali menggencarkan upaya diversifikasi pangan lokal untuk mengurangi beban komoditas beras sebagai panganan pokok bagi masyarakat Indonesia. Salah satu pangan lokal yang akan digunakan adalah sagu. Dibandingkan dengan beras dan pangan lokal lain, sagu memiliki kandungan karbohidrat tertinggi namun rendah glikemik, sehingga sangat baik untuk kesehatan. 

Menurut data Kementerian Koordinator Perekonomian, luas lahan sagu di dunia mencapai 6,5 juta hektare (ha). Dari total luas tersebut, sebanyak 5,43 juta ha atau 83,4 persen terdapat di Indonesia. Meskipun begitu, persoalan datang karena sejumlah lahan tanaman sagu tumbuh di area hutan lindung di mana tidak boleh terdapat campur tangan manusia. Oleh karena itu, Indonesia harus mengupayakan industrialisasi tanaman sagu dengan mengembangkan budidaya tanaman sagu. 

Bagi Anda yang tertarik untuk membudidayakan tanaman sagu, tidak ada salahnya untuk segera memulainya. Apalagi, sagu telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024 oleh pemerintah. Berikut Portal Agri bagikan tahapan budidaya sagu untuk membantu proses pembudidayaan yang tepat. 

1. Syarat Tumbuh

Tanaman sagu menghendaki wilayah tanam yang terletak di daerah  100 LS – 150 LU dan 90 – 180 derajat BT, pada ketinggian 400 - 700 m dpl, kondisi iklim dengan curah hujan merata sepanjang tahun antara 2.000 - 4.000 mm/tahun, suhu udara 24,50 – 29oC dan suhu minimal 15oC, kelembaban nisbi udara 40%, dan kelembaban optimal 60%. Sedangkan kondisi lingkungan yang paling baik untuk sagu adalah daerah yang berlumpur, dimana akar nafas tidak terendam.

Tanaman sagu juga membutuhkan  air yang cukup, dengan didukung oleh kondisi tanah yang memiliki kandungan kadar garam tidak terlalu tinggi, >70% tanah liat dan 30% bahan organik. Idealnya, sagu tumbuh sangat baik pada media tanah liat kuning coklat atau hitam dengan kadar bahan organik tinggi. Jenis tanah seperti tanah vulkanik, latosol, andosol, podsolik merah kuning, alluvial, dan hidromorf kelabu juga dapat ditanami sagu, asalkan memiliki kandungan keasaman berkisar pH 5,5 - 6,5.

2. Metode Perbanyakan Tanaman Sagu

Tanaman sagu dapat diperbanyak dengan menggunakan metode generatif dan vegetatif. Metode generatif adalah metode yang menggunakan biji yang berasal dari buah yang sudah tua dan rontok dari pohon sagu. Biji berkualitas baik adalah biji yang berasal dari pohon induk dengan pertumbuhan yang baik, subur dan berproduksi tinggi. Sedangkan metode vegetatif adalah metode yang menggunakan bibit anakan yang biasanya melekat pada pangkal batang induknya yang disebut dangkel atau abut, berusia kurang dari 1 tahun, berdiameter 10 - 13 cm, dengan tinggi 1 m, berat 2 - 3 kg, dan memiliki pucuk daun 3 -  4 lembar. Hindari menggunakan bibit yang berasal dari stolon. 

3. Persiapan Lahan

Tahap persiapan lahan juga harus sesuai dengan ketentuan. Diawali dengan kegiatan pembukaan lahan, berupa pembersihan lahan dari seluruh jenis tanaman dan material-material seperti bebatuan, ranting, dan lainnya. Setelahnya, bentuk bedengan apabila penanaman dilakukan dengan cara blok. Ukuran blok pada bedengan dibuat berukuran 400 x 400 m, luas satu blok 16 ha. 

Kemudian, buatkan saluran drainase selebar 0,75 - 1,00 m, dan dilanjutkan dengan pembuatan kanal tersier di tengah-tengah blok. Kanal tersebut ada 3 macam, yaitu kanal utama, kanal sekunder, dan kanal tersier. Kanal utama berukuran lebar 2,5 m, adalah kanal yang digali tegak lurus terhadap sungai, dibangun di setiap dua blok kebun sagu, jaraknya dari kanal utama satu dengan yang lain adalah 800 m. Kanal utama berfungsi sebagai pengaliran air dari sungai ke dalam blok-blok sagu, serta sebagai jalur transportasi utama dari kebun ke sungai, dan sebaliknya. Lalu kanal sekunder selebar 2 m adalah kanal yang digali tegak lurus terhadap kanal utama. Fungsinya sebagai pembatas antara empat blok sagu di sebelahnya. Sementara kanal tersier selebar 1,5 adalah kanal yang digali pada pertengahan blok atau di antara dua blok yang saling berseberangan dan sebagai jalur transportasi dari kebun sagu bagian dalam, ke sungai atau kanal utama. 

4. Penanaman dan Penyulaman 

Penanaman dengan sistem blok menghendaki jarak tanam atau jarak lubang bervariasi, sekitar 8 - 10 m, sehingga satu hektar akan menampung kurang lebih 150 buah. Untuk jarak tanam yang disarankan adalah 7 x 7 m, 8 x 8 m, dan 9 x 9 m, tergantung pada jenis varietas yang digunakan. Barulah lubang tanam dibuat paling lambat 1 minggu sebelum penanaman, dengan ukuran lubang 30 x 30 x 30 cm. Hasil galian tanah bagian atas dipisahkan dari tanah lapisan bawah, lalu biarkan beberapa hari. Tempatkan 2 pancang bambu pada setiap lubang tanaman. 

Teknik penanaman tanaman sagu yaitu dengan membenamkan dangkel ke dalam lubang tanaman. Bagian pangkal dangkel kemudian ditutup dengan tanah remah bercampur gambut. Jangan tekan tanah penutup. Berikutnya masukkan tanah lapisan atas hingga separuh lubang. Benamkan akar pada tanah penutup lubang, dan tekan sedikit pangkal ke dalam tanah.

5. Penyiangan

Proses pertumbuhan tanaman sagu tentu tidak terhindar dari tumbuhnya gulma. Maka dari itu, lakukan penyiangan pada saat tanaman masih muda, berkisar 3 - 4 tahun dengan menggunakan tangan, sabit, parang, cangkul dan sebagainya.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk menjaga pertumbuhan tanaman sagu optimal dan sesuai dengan target, perlu adanya langkah pengendalian hama dan penyakit yang berpotensi mengganggu proses pertumbuhan tanaman sagu. Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang tanaman sagu diantaranya, kumbang, kumbang sagu, ulat daun artona, babi hutan, dan kera.

Sementara penyakit yang bisa menjangkiti tanaman sagu adalah bercak kuning yang disebabkan oleh cendawan Cercospora. Pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis dan biologis. Pengendalian mekanis adalah penebangan dan pembakaran pohon yang terserang. Sementara pengendalian secara biologis dapat berupa dengan menggunakan musuh alami. 

7. Pemupukan

Tanaman sagu yang sejak awal hidup liar di hutan liar, jarang membutuhkan zat-zat tambahan. Namun untuk tanaman sagu yang dibudidayakan sangat membutuhkan zat-zat pendukung pertumbuhan, seperti kalsium, kalium dan magnesium. Zat-zat tersebut dapat diperoleh dari tahap pemupukan dengan dosis dan jenis pupuk yang disesuaikan.

Pemupukan dilakukan dengan cara membenamkan pupuk dalam tanah, agar tidak terbawa air sebelum diabsorbsi oleh akar tanaman lahan yang berada di daerah rawa atau dataran rendah dan pasang surut yang sering terjadi luapan air. Secara melingkar, pupuk diaplikasikan tepat pada sekeliling rumpun atau secara lokal di sisi daun rumpun pada jarak sejauh pertengahan antara ujung tajuk dengan pohon atau rumpun sagu. Periode pemupukan pada tanaman sagu muda hanya sampai 1 tahun menjelang panen, sebanyak 1 - 2 kali setahun, yaitu pada awal musim hujan. Sedangkan untuk pemupukan dua kali setahun dilakukan pada awal dan akhir musim hujan dengan masing-masing ½ dosis. 

8. Panen 

Usia panen pada tanaman sagu berkisar antara 6 - 7 tahun, dengan ciri fisik batang membengkak, disusul dengan keluarnya selubung bunga dan pelepah daun berwarna putih terutama pada bagian luar. Pohon telah mencapai tinggi 10 - 15 m, dan telah terjadi perubahan pada daun, duri, pucuk dan batang. 

Cara panen tanaman sagu diawali dengan pembersihan untuk membuat jalan masuk ke rumpun dan pembersihan batang yang akan dipotong, lalu potong sagu menggunakan kampak atau mesin pemotong sedekat mungkin dengan akarnya, setelah itu bersihkan batang dari pelepah dan sebagian ujung batangnya karena acinya rendah, sehingga hanya tertinggal gelondongan batang sagu sepanjang 6 - 15 meter. Gelondong dipotong menjadi 1 - 2 meter bagian agar mudah diangkut. 1 gelondongan memiliki berat sekitar 120 kg, diameter 45 cm, dan tebal kulit 3,1 cm.

Setelah panen pertama, masih ada masa panen kedua yang dilakukan pada jangka waktu 2 tahun setelah panen pertama. Tanaman sagu diperkirakan memproduksi 40 - 60 batang/ha/tahun, jumlah empulur 1 ton/batang, aci sagu kering yang mengandung aci sagu 18,5% dapat diperkirakan menghasilkan 7 - 11 ton aci/ha/tahun. Namun secara teoritis, satu batang tanaman atau pohon sagu dapat menghasilkan 100 - 600 kg aci sagu kering dengan total rendemen pada pengolahan ideal berkisar 15%. 

Sumber :

https://www.republika.co.id/berita/qc0iiq383/potensi-besar-83-persen-lahan-sagu-dunia-ada-di-indonesia https://disnakbun.banjarkab.go.id/teknik-budidaya-tanaman-sagu/#:~:text=Cara%20penanaman%20dilakukan%20dengan%20membenamkan,mungkin%20di%20campur%20puing%20%E2%80%93%20puing.

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya