Budidaya

image_berita

Caption : Perkebunan Karet

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

Jumat, 07 Mei 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Bagaimana tidak? Memasuki awal bulan tahun 2021, harga getah karet menembus angka Rp 12.100 per kilogram. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit. Kondisi cuaca iklim di Indonesia juga semakin mendukung produktivitas para petani karet.

Indonesia merupakan negara pengekspor karet terbesar di dunia setelah Malaysia. Hasil panen karet Indonesia secara rutin diekspor ke beberapa negara seperti Amerika, Brazil, Singapura, Jepang, dan Tiongkok.

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) adalah tanaman yang masih berkeluarga dengan Euphorbiaceae. Di beberapa daerah, karet juga disebut dengan rambung, getah, gota, kejai, ataupun hapea. Hasil panen karet produksi Indonesia sangat digemari karena memiliki potensi hasil panen yang baik lantaran iklim di Indonesia yang tropis, sama dengan daerah habitat asli tanaman karet, yaitu Amerika Selatan dan Brazil. Terdapat dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

Sumatera Utara dan Kalimantan adalah daerah penyebaran perkebunan karet terbesar di Indonesia. Tercatat, total luas perkebunan karet di tahun 2008 mencapai lebih dari 3,5 juta hektar, terdiri dari 85% perkebunan karet rakyat dan 8% perkebunan milik swasta, serta 7% perkebunan besar milik negara. Tanaman karet menghasilkan getah karet atau lateks yang menjadi bahan dasar berbagai produk industri besar di dunia.

Sejak tahun 1980 hingga kini, industri perkebunan karet hampir selalu mengalami permasalahan yang sama, yaitu rendahnya produktivitas dan mutu karet yang dihasilkan, khususnya para petani karet rakyat. Padahal, total luas perkebunan karet didominasi oleh milik rakyat. Sangat disayangkan, besarnya luas wilayah tidak diimbangi dengan kemampuan rakyat melakukan budidaya karet dengan hasil berkualitas tinggi.

Hingga kini, karet merupakan komoditas perkebunan sumber devisa non migas yang mempunyai prospek cerah. Permasalahan yang dialami oleh industri karet, masih dapat dikejar dengan memperbaiki teknik budidaya dan pasca panen. Berbagai upaya peningkatan produktivitas karet harus dilakukan terutama pada pendalaman pengetahuan tentang teknik budidaya dan pasca panen. Bersama Portal Agri, mari simak tahapan budidaya karet sehingga dapat menghasilkan kualitas panen terbaik.

1.    Syarat Tumbuh

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai syarat pertumbuhan karet, yaitu lahan tanam daerah zona 150 LS dan 150 LU, dengan suhu harian 25-30°C, tingkat curah hujan optimal antara 2.000 - 2.500 mm/tahun atau mempunyai curah hujan yang merata sepanjang tahun. Tanaman karet membutuhkan sinar matahari sepanjang hari, minimal 5-7 jam/hari. Kecepatan angin yang tidak terlalu kencang, jenis tanah terbaik adalah tanah vulkanis dan aluvial dengan derajat keasaman pH 4 - 8, di ketinggian tempat 200 – 400 m dari permukaan laut (dpl).

2.    Pra Penanaman

Hasil panen karet ditentukan oleh kualitas bibit yang ditanam. Persiapan bahan tanam harus dilakukan dengan tenggang waktu 1,0 – 1,5 tahun. Tahap pra penanaman atau bisa juga disebut Pembibitan terbagi oleh Persemaian Perkecambahan, Persemaian Bibit, Pembuatan Kebun Entres, dan Proses Okulasi.

Persemaian perkecambahan diawali dengan penyemaian benih di bedengan dengan lebar 1 – 2,2 m. Hamparkan pasir halus setebal 5 – 7 cm. Gunakan pupuk organik sekitar 1 mg, beri jerami atau dedaunan pada bedengan yang berukuran 1 m di sisi Timur dan 80 cm di sisi Barat. Selanjutnya, rendam benih ke dalam pupuk organik cair sebanyak 1 liter selama 3-6 jam. Tanam benih dengan jarak 1-2 cm, secara teratur, siram benih. Setelah 10-14 hari setelah semai (HSS), benih yang sudah berkecambah selanjutnya dapat dipindahkan ke tempat persemaian bibit.

Masuk ke tahap persemaian bibit, diawali dengan pencangkulan tanah sedalam 60-75 cm. Kemudian buat lagi bedengan-bedengan berukuran 20 cm dan parit yang terletak diantara bedengan sedalam 50 cm. Benih yang sudah berkecambah ditanam dengan jarak 40 x 40 x 60 cm untuk okulasi coklat dan 20 x 20 x 60 cm untuk okulasi hijau. Lakukan penyiraman secara teratur, serta penting juga untuk melakukan pemupukan berupa pupuk makro selama tiga bulan sekali.

Pada tahap pembuatan kebun entres, cara tanam dan pemeliharaan tidak berbeda dengan cara tanam bibit okulasi. Bibit stump atau bibit polybag merupakan pilihan tepat untuk tahap ini, keduanya dapat ditanam dengan jarak 1,0 m x 1,0 m, dengan diselingi pemupukan makro selama tiga bulan sekali, dan pupuk organik cair selama 1-2 minggu sekali.

Okulasi terdiri atas 2 macam jenis, yaitu okulasi coklat dan okulasi hijau. Perbedaannya, okulasi coklat mempunyai umur batang bawah 9-18 bulan, dengan diameter batang 10 cm dari tanah berukuran 2 cm. Sedangkan okulasi hijau mempunyai umur batang bawah 3-8 bulan, dengan diameter batang 10 cm dari tanah berukuran 1 – 1,5 cm. Kedua macam jenis tersebut mempunyai teknik yang sama, dengan jendela okulasi panjang 5-7 cm, lebar 1-2 cm. Kemudian persiapkan mata okulasi dengan memisahkan kayu dari kulit. Masukkan perisai ke dalam jendela okulasi, balut dengan plastik setebal 0,04 mm. Setelah sekitar 3 minggu, buka balut, jika perisai digores dan masih tampak hijau segar, maka okulasi dinyatakan berhasil. Proses tersebut dapat diulangi 1-2 minggu kemudian.

3.    Mengelola Lahan Tanam

Lahan yang siap tanam pastikan telah dibongkar dan dibersihkan dari sisa akar. Buat teras untuk tanah dengan kemiringan > 10 derajat, dengan lebar minimal 1,5 m tergantung pada jarak tanam. Dilanjutkan dengan pembuatan rorak, dan diakhiri dengan pembuatan saluran penguras dan saluran pinggiran jalan yang disesuaikan oleh tingkat kemiringan lahan.

4.    Penanaman

Tanaman karet biasanya ditanam secara monokultur dan ditumpangsarikan dengan berbagai tanaman lain, seperti pisang, jahe, palawija, hingga kakao bahkan kopi. Jarak tanam optimal untuk tanaman karet adalah 3 x 7 meter jika ditanam secara monokultur, sedangkan jika ditumpangsarikan, jarak tanam bisa lebih jauh.

Tandai lahan dengan sebatang ajir, lakukan pembuatan lubang tanaman yang disesuaikan dengan jenis atau stadium bibit yang akan ditanam. Bentuk lubang tanam bisa kubus, silinder, atau kerucut. Jika yang ditanam adalah bibit okulasi stum mini atau bibit dalam kantong plastik, ukuran lubang tanam cukup 60 x 60 x 60 cm. Jika yang dipakai adalah bibit stum tinggi berumur 2 - 3 tahun, lubang tanam berukuran 80 x 80 x 80 cm. Sementara itu, jika panjang akar tunggang lebih dari 80 cm, di bagian tengah dasar lubang tanam perlu digali sedalam 20 - 30 cm. Kemudian tanah galian bagian atas yang subur dipisahkan dari tanah bagian bawah yang kurang subur. Biarkan lubang terkena panas selama 2 minggu.

Selanjutnya, lubang siap untuk ditanami karet. Jika bibit berasal dari lahan, masukkan akar tunggang terlebih dahulu ke dalam tanah. Jika bibir hasil okulasi yang berada dalam kantong plastik atau tapih, buka plastik pembungkusnya terlebih dahulu, lalu masukkan ke dalam lubang tanam dan diurug dengan tanah sekitar.

5.    Penanaman Tanaman Penutup Tanah

  Untuk mencegah erosi serta mempercepat pematangan, sebaiknya tanam tanaman penutup di sekitar tanaman karet. Tanaman penutup yang dapat ditanam antara lain Crotalaria usaramoensis, Crotalaria juncea, dan Tephrosia candida. Sementara itu, dari jenis pepohonan yang sering dimanfaatkan adalah petai cina (Leucaena glauca).

 6.    Pemeliharaan Tanaman

Proses pemeliharaan tanaman karet tidak jauh berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya, yakni meliputi penyulaman, penyiangan, pemupukan, seleksi dan penjarangan, serta pemeliharaan tanaman penutup tanah.

Penyulaman, dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun. Namun sebelumnya, harus diketahui dahulu penyebab kematian bibit. Jika diakibatkan oleh bakteri atau jamur, berikan fungisida pada tanaman. Sebaiknya penyulaman dilaksanakan pada pagi hari atau sore hari, di saat cuaca tidak terlalu terik.

Penyiangan, dapat dilakukan dengan manual dan kimiawi. Cara manual dilakukan menggunakan peralatan penyiangan seperti cangkul dan parang. Sedangkan cara kimiawi menggunakan semprotan herbisida atau bahan kimia pemberantas gulma.

Pemupukan, tanaman karet mempunyai dua cara pemupukan yaitu manual circle dan chemical strip weeding. Pemupukan sebaiknya tidak dilakukan pada pertengahan musim hujan karena tidak terlalu efektif. Untuk jenis pupuk, gunakan urea, dan pupuk-pupuk berkualitas yang mudah diperoleh di pasaran. Dosis pupuk tergantung pada jenis tanah dan fase pertumbuhan karet.

Setelah melewati beberapa tahap diatas, lakukan penyeleksian dan penjarangan. Tanaman karet yang tidak sehat harus segar ditebang hingga ke akar agar tidak menyebar pada tanaman sehat.

Tidak lupa, pemeliharaan tanaman penutup tanah juga penting agar fungsinya sebagai pencegah erosi tetap optimal. Pemeliharaan dapat berupa pemupukan dengan kompos dosis 4 – 5 ton/hektar, serta pemangkasan.

 7.    Pemeliharaan Dalam Masa Produksi

Setelah menginjak umur lima tahun atau mulai disadap, tanaman karet sering disebut dengan komposisi II. Pemeliharaan tanaman pada masa ini bertujuan agar memastikan kondisi tanaman tetap baik dan produktivitasnya tetap tanpa ada gangguan. Pemeliharaanya hanya berupa penyiangan dan pemupukan.

8.    Pengendalian Hama dan Penyakit

Sebagai tanaman perkebunan, hama dan penyakit merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan, untuk selalu menjaga tanaman karet agar tak terserang, kenali dan ketahui cara pencegahannya. Hama pada tanaman karet umumnya adalah tikus, belalang, siput, uret tanah, rayap, kutu, babi hutan, rusa, kijang, tapir, monyet, tupai dan gajah. Langkah pencegahannya bisa dengan pembuatan batas kawat kasa atau pagar besi yang bisa menghalau masuk hama-hama tersebut. Sebaiknya langkah yang diambil tetap aman dan tidak berlebihan hingga mengancam ekosistem makhluk hidup sekitar perkebunan.

Sementara penyakit yang biasa menyerang tanaman karet adalah penyakit akar putih dan akar merah yang disebabkan oleh persinggungan akar sehat dengan sisa-sisa akar tanaman lama yang mengandung spora cendawan. Pencegahannya dapat dengan melakukan pemeriksaan pada akar-akar dan sebisa mungkin membersihkan tanaman lama tanpa menyebabkan persinggungan dengan tanaman sehat. Penyakit yang patut diwaspadai lainnya adalah jamur upas, kanker bercak, busuk pangkal batang, kanker garis, mouldy rot, brown blast, collectrichum, phytophthora, corynespora, dan helminthosporium.

9.    Penyadapan

Penyadapan adalah kegiatan pokok membuka pembuluh getah karet atau lateks pada kulit pohon agar lateks cepat mengalir. Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan berikut,

Periode penyadapan harus ditentukan jauh-jauh hari, dengan cara melihat umur dan mengukur lilit batangnya. Umumnya, kebun karet memulai penyadapan bila 55% pohon sudah menunjukkan matang sadap, jika belum mencapai angka tersebut, sebaiknya kegiatan penyadapan ditunda.

Penyadapan dapat menggunakan peralatan sadap, diantaranya mal sadap atau patron, pisau sadap, talang lateks, mangkuk atau cawan, cincin mangkuk, tali cincin, meteran, pisau mal, dan quadri.

Saat melakukan  proses penyadapan, bersihkan kulit karet terlebih dahulu, dan perhatikan beberapa hal seperti ketebalan irisan, kedalaman irisan, waktu pelaksanaan, dan pemulihan kulit bidang sadap.

Pengirisan kulit tidak perlu terlalu tebal atau dalam, disarankan tebal 1,5 - 2 mm dari lapisan kambium. Jika penyadapan dilakukan 2 hari sekali, maka kulit karet yang terpakai 2,5 cm/bulan atau 10 cm/kuartal atau 30 cm/tahun. Sedangkan jika disadap 3 hari sekali, maka kulit karet yang terpakai adalah 2 cm/bulan atau 8 cm/kuartal atau 24 cm/tahun. Adapun waktu penyadapan, dianjurkan saat  turgor (tekanan pada dinding sel oleh isi sel) masih tinggi, yaitu saat belum terjadi pengurangan isi sel melalui penguapan oleh daun atau bisa saat matahari belum tinggi, tepatnya antara pukul 05.00 - 06.00 pagi. Sedangkan waktu pengumpulan lateks antara pukul 08.00 10.00. Setelah melakukan kegiatan penyadapan, ada baiknya untuk juga melakukan pemulihan kulit bidang sadap. Tahapan tersebut penting untuk kelangsungan produksi dan kesehatan tanaman.  

Sumber :

Damanik, Syakir, Tasma, Siswanto, 2010. Budidaya dan Pasca Panen KARET. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Modul Budidaya Karet, published by : sawitwatch.or.id https://ekonomi.bisnis.com/read/20210320/99/1370102/harga-mingguan-karet-di-ogan-komering-ulu-tembus-rp12000kilogram. https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/22/150018269/10-komoditas-unggulan-indonesia?page=all. https://tirto.id/mengenal-sumber-daya-alam-klasifikasi-potensi-sda-di-indonesia-ga67

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

Baca selengkapnya

Cara Pemupukan Tanaman Karet

06 Maret 2021

Berikut Portal Agri rangkum dosis dan cara pemupukan tanaman karet guna memperoleh hasil panen yang optimal.

Baca selengkapnya

Panduan Lengkap Syarat Tumbuh Tanaman Karet

06 Maret 2021

Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai kesesuaian lahan tanam karet, Portal Agri merangkum informasinya dalam artikel berikut. 

Baca selengkapnya

Cara Perbanyakan Bibit Karet Unggul dengan Teknik Okulasi Dini

06 Maret 2021

Dalam rangka memenuhi kebutuhan bibit karet dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat, Anda dapat menggunakan teknik okulasi dini. Simak informasi selengkapnya.

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya