Budidaya

image_berita

Caption : Ilustrasi Pembibitan Tanaman (Freepik/Prostooleh)

Cara Perbanyakan Bibit Karet Unggul dengan Teknik Okulasi Dini

Kamis, 21 Oktober 2021

Pada masa mendatang, prospek karet alam masih akan tetap baik, mengingat suplai pasar karet alam dunia masih terbuka lebar disertai dengan peningkatan tren konsumsi. Tren kenaikan disebabkan oleh tingginya permintaan dari negara-negara industri karet.

Di Indonesia, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di berbagai provinsi penghasil karet, dalam beberapa tahun terakhir juga gencar mengembangkan perkebunan karet rakyat dengan menggunakan bibit karet unggul. Secara nasional, kebutuhan bibit setiap tahunnya diperkirakan antara 43 - 100 juta batang. Padahal berdasarkan perkiraan lembaga-lembaga penelitian, kemampuan penyediaan bibit nasional hanya sekitar 45 - 65 juta batang/tahun. 

Salah satu alternatif yang dapat dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan bibit karet dalam jumlah banyak dan waktu singkat adalah sistem tanam benih langsung (tabela) di dalam polybag, atau dengan menggunakan teknik okulasi dini. Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul. Ada tiga macam teknik okulasi pada tanaman karet, yaitu okulasi dini (early budding), okulasi hijau (green budding), dan okulasi cokelat (brown budding). Dengan teknik okulasi dini, bibit dapat diperoleh lebih cepat dibandingkan dengan kedua macam teknik lainnya. 

Tanaman karet hasil okulasi terdiri atas dua bagian, yaitu batang bawah (rootstock) dan batang atas (scion). Klon sebagai batang atas diperoleh melalui proses seleksi, lalu kemudian diperbanyak secara klonal melalui teknik okulasi. Sementara batang bawah merupakan tanaman dari biji klon tertentu yang dianjurkan sebagai benih untuk batang bawah. 

Berdasarkan sistem perbanyakan tanaman, proses produksi bibit karet sangat bergantung pada ketersediaan biji anjuran untuk batang bawah dan entres sebagai sumber mata okulasi. Tanaman yang digunakan sebagai sumber biji untuk batang bawah sebaiknya berasal dari kebun yang berada di blok tanaman monoklonal dengan luas minimal 20 ha setiap blok, umur tanaman 10 - 25 tahun dengan kerapatan maksimal 500 pohon/ha, dan area tanaman terpelihara dengan baik. 

Tidak semua biji karet dapat digunakan sebagai benih batang bawah. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia menganjurkan penggunaan biji benih untuk batang bawah berasal dari klon GT1, AVROS 2037, BPM 24, PB 260, dan RRIC 100. Hal ini penting, sebab penggunaan biji berkualitas akan menghasilkan pertumbuhan batang bawah yang seragam, sehingga dapat mempersingkat masa tanaman belum menghasilkan 5 - 9 bulan.

Okulasi dini dapat dilakukan ketika batang bawah berumur 2 - 3 bulan, dengan menggunakan entres berumur 3 - 4 minggu, bergaris tengah 0,5 cm, dan masih berwarna hijau muda. Apabila pertumbuhan batang bawah jagur, okulasi dapat dimulai sejak batang bawah berumur 1,5 bulan atau 6 minggu.

Untuk mendapatkan bibit unggul, diperlukan mata okulasi dari kebun entres yang murni. Kesesuaian ukuran entres dan ukuran batang bawah sangat menentukan keberhasilan okulasi. Untuk mendapatkan ukuran entres dan batang bawah yang sesuai, maka pada saat penanaman biji untuk tanaman batang bawah, kebun entres juga harus dibangun. Apabila kebun entres sebelumnya sudah dibangun, maka pada saat penanaman biji harus dilakukan peremajaan entres. Dengan cara seperti ini, akan diperoleh mata okulasi prima dari cabang entres yang sesuai dengan ukuran batang bawah. 

Penanaman benih untuk okulasi dini dapat dilakukan langsung di polybag, atau didederkan dahulu di bedengan persemaian. Untuk pengecambahan di bedengan persemaian, setelah berkecambah dalam selang waktu 5 - 14 hari benih dapat ditanam dalam polybag sebagai tempat untuk pembibitan batang bawah. 

Pembibitan batang bawah dalam polybag, syarat utamanya adalah air telah tersedia untuk penyiraman selama minimal 8 - 9 bulan, terutama pada musim kemarau. Kebutuhan air aktual untuk polybag berukuran 18 cm x 38 cm adalah 47,5 ml/hari/tanaman. 

Nutrisi batang bawah juga harus terpenuhi, maka lakukan pemupukan yang mulai diberikan setelah tanaman berumur 1, 2, dan 3 bulan dengan menggunakan pupuk NPKMg dengan perbandingan 12:12:7:2 dengan dosis masing-masing 4,6 dan 6 g/polybag. 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembibitan batang bawah, baik pembibitan di lapangan maupun dalam polybag adalah serangan penyakit daun yang disebabkan oleh Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora. Penyakit ini menyebabkan gugur daun secara terus menerus selama terbentuknya daun muda (flush), terutama pada musim hujan. Serangan penyakit ini nantinya akan menyebabkan pertumbuhan lingkar batang terhambat dan kulit batang menjadi lengket, sehingga menyulitkan pada saat pelaksanaan okulasi. 

Hasil dari okulasi dini adalah bibit polybag satu payung daun, dua payung daun, atau tiga payung daun, tergantung pada ukuran polybag yang digunakan dan tujuan pembuatan bibit. Waktu yang diperlukan dalam penyiapan bibit sejak perkecambahan biji di polybag atau di bedengan persemaian hingga bibit siap disalurkan (satu payung daun) adalah 6 - 8 bulan. Dengan menerapkan teknik okulasi dini, waktu penyediaan bibit akan lebih singkat, mutu fisiologis bibit tetap tinggi, dan biaya lebih murah hingga 61% dibandingkan teknik okulasi lainnya. 

Sumber :

Island Boerhendhy, 2013. Prospek Perbanyakan Bibit Karet Unggul dengan Teknik Okulasi Dini, Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Palembang. 

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya