Budidaya

image_berita

Caption : Tanaman Daun Bawang (Unsplash/Markus Spiske)

[Panduan] Cara Budidaya Bawang Daun dengan Mudah dan Cepat

Sabtu, 22 Mei 2021

Indonesia terus ditantang untuk meningkatkan produksi dan kualitas sayuran nasional, salah satunya adalah dengan turut menggali dan mendayagunakan komoditas-komoditas potensial yang masih jarang dibudidayakan. Salah satu komoditas sayuran yang layak dibudidayakan dalam agribisnis adalah bawang daun.

Bawang daun (Allium fitsulosum L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Liliaceae dengan ciri aroma kuat dan rasa khas. Dengan bagian penting berupa daun-daun muda, tanaman ini termasuk salah satu jenis sayuran daun yang selalu digunakan sebagai bahan bumbu dapur dan pencampur sayur mayur di berbagai belahan dunia. Bawang daun berasal dari Asia Tenggara dan menyebar hingga ke negara-negara beriklim tropis dan sub tropis. 

Bawang daun merupakan tanaman sayuran daun semusim yang berbentuk rumput. Disebut bawang daun karena yang bisa dikonsumsi hanyalah daun atau bagian daun yang masih muda. Pangkal daun berbentuk batang semu dan bersifat merumpun. Batangnya pendek dan membentuk cakram, di cakram tersebut muncul tunas daun dan akar serabut. Warna bunga pada bawang daun adalah putih dengan hiji yang masih muda juga berwarna putih, dan setelah tua akan berwarna hitam. 

Dengan kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu vitamin C, vitamin A, dan sedikit vitamin B, terdapat 3 jenis bawang daun yang banyak dibudidayakan di Indonesia, diantaranya adalah bawang prei atau leek (Allium porrum L) yang berciri tidak berumbi, daun lebih lebar dibandingkan bawang merah dan bawang putih, pelepahnya panjang dan liat, serta bagian dalam daun berbentuk pipih. Lalu jenis kucai (Allium schoercoprasum) yang berciri daun kecil, panjang, rongga di dalam daun kecil berwarna hijau, dan berumbi kecil. Serta bawang jenis bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum), berciri daun bulat panjang dengan rongga dalam daun mirip pipa, dan terkadang berumbi. 

Tercatat tahun 2017, luas areal panen bawang daun nasional mencapai 26.534 ha atau menempati urutan ke 13 dan 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan dan dihasilkan di Indonesia. Pusat budidayanya berada di pulau Jawa, tepatnya Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang mencapai luas perkebunan 19.167 ha dengan produksi berjumlah 177.586 ton. 

Sejak dulu hingga sekarang, budidaya bawang daun masih didominasi sebagai usaha sampingan. Padahal komoditas ini berpotensi menembus pasar ekspor dan tentu menghasilkan laba besar, beberapa negara yang senantiasa menantikan bawang daun Indonesia adalah Singapura dan Belanda. Namun sayangnya, budidaya bawang daun di Indonesia masih bisa dikatakan belum sempurna karena sebagian petani tidak mengikuti anjuran budidaya yang baik dan benar, terutama pada tahap pemupukan dan pengendalian hama penyakit. 

1. Syarat Tumbuh

Budidaya daun bawang tak begitu sulit dikarenakan dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 250 - 1500 m dpl, namun budidaya dataran tinggi lebih disarankan karena akan menumbuhkan anakan bawang lebih banyak. Wilayah tanam sebaiknya memiliki curah hujan 150 - 200 mm/tahun, suhu udara 18 - 25°C, dengan media tanah berjenis andosol atau tanah lempung berpasir yang memiliki tingkat keasaman pH netral berkisar 6,5 - 7,5.

2. Pembenihan

Bawang daun menghasilkan benih yang berasal dari biji dan tunas anakan (stek tunas). Pembenihan dengan tunas anakan dilakukan dengan cara memisahkan anakan yang sehat dan bagus pertumbuhannya sejak dari induknya. Pembenihan yang berasal dari biji tidak disarankan karena akan memakan waktu panen yang lebih lama dibandingkan dengan pembenihan yang berasal dari tunas anakan. 

3. Persemaian

Bibit yang dihasilkan dari stek tunas bisa langsung ditanam pada lahan tanam terlebih dahulu agar perakarannya berkurang bertahap sehingga penguapan dapat berkurang. Namun benih yang berasal dari biji harus melewati tahap persemaian, barulah kemudian bisa ditanam pada lahan tanam. Campurkan pupuk kandang dan tanah gembur dengan perbandingan 1:1 sebagai media persemaian, sebarkan biji secara merata, lalu tutupi dengan lapisan tanah tipis dengan ketebalan 0,5 - 1 cm, sirami secukupnya. Ciri bibit yang siap untuk dipindahkan ke lahan tanam adalah bibit yang sudah memiliki 2 - 3 helai daun. 

4. Persiapan Lahan dan Penanaman

Bawang daun akan tumbuh secara optimal dengan media tanah yang gembur. Untuk itu, lakukan penggemburan tanah lahan tanam dengan mencangkul tanah sedalam 30 - 40 cm, lalu tambahkan pupuk kandang. 

Bentuk bedengan selebar 1 - 1,2 m dan panjang yang disesuaikan dengan kondisi lahan. Buat juga parit antar bedengan sedalam 30 cm dan lebar 30 cm. Parit dibuat untuk kelancaran drainase. 

Sebelum penanaman, tentukan jarak tanam. Disarankan, jarak tanam ideal adalah 20 cm x 25 cm, 25 cm x 25 cm, atau 20 cm x 30 cm. Kemudian buat lubang tanam kecil, lalu lakukan penanaman bibit atau tunas anakan dengan posisi tegak lurus. Terakhir, timbun atau tutupi kembali lubang dengan tanah dan sirami dengan air. 

5. Pemeliharaan

Dalam memastikan pertumbuhan bawang daun tetap terkendali tanpa terhambat, perlu dilakukan pemeliharaan rutin yang terdiri atas kegiatan penyiangan, penyiraman, dan pemupukan. 

Penyiangan disini dimaksud adalah penyiangan gulma yang dapat dilakukan secara bersamaan dengan pendangiran agar tanah yang mulai mengalami pemadatan akan gembur kembali. Kegiatan penyiangan dan penggemburan tanah dilakukan agar mendapatkan warna putih pada batang semu bawang daun. Bawang daun berkualitas ditandai dengan batang semu putih dengan panjang sekitar ⅓ dari total panjang keseluruhan tanaman. Cita rasa batang semu putih juga lebih nikmat dibandingkan dengan batang semu hijau. Penimbunan batang juga sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk menghindari pembusukan batang dan daun terutama saat tanaman masih berusia muda. 

Pada musim kemarau, bawang daun harus disirami secara rutin namun tidak berlebihan. Sementara pada musim hujan, drainase harus dipastikan berfungsi dengan baik agar tidak terjadi penggenangan air di lahan.

Pemupukan pada tanaman bawang daun terdiri dari pupuk kandang, pupuk urea, pupuk SP 36 dan KCI. Pada masa pengolahan lahan atau tanah, gunakan pupuk kandang dosis 10 - 15 ton/ha. Pada saat tanaman berusia 21 tahun, gunakan pupuk urea 200 kg/ha sebanyak 2 kali (setengah dosis) dan sisanya pada saat tanaman berusia 42 hari. Dilanjutkan dengan pemberian pupuk SP36 dosis 50 kg dan KCI dosis 50 kg sebanyak 2 kali, pemupukan kedua SP36 dosis 50 kg, dan KCI dosis 25 kg. Pemupukan diaplikasikan dengan cara menaburkannya pada larikan berukuran 5 cm, terletak pada kiri dan kanan batang, kemudian timbun kembali dengan tanah.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman bawang daun sering diserang oleh beberapa jenis hama dan penyakit. Diantaranya, hama Agrotis sp yang menyebabkan batang terpotong dan terputus hingga tanaman mati, Spodoptera exigua yaitu hama ulat bawang yang memakan daun, dan Thrips tabaci yaitu hama penghisap cairan daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida dengan pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval hingga waktu pengaplikasian yang tepat. 

Sementara penyakit yang menyerang tanaman bawang daun diantaranya Erwinia carotovora yang memiliki gejala busuk lunak, basah dan mengeluarkan bau tidak sedap, dan serangan penyakit Alternaria porri atau bercak ungu yang biasa menyerang daun. Pengendalian penyakit-penyakit tersebut dilakukan dengan penyiangan atau pergiliran tanaman sebagai langkah pemutusan siklus hidup penyakit, serta melakukan sanitasi kebun.

7. Panen dan Pascapanen

Kegiatan panen tanaman bawang daun dimulai pada umur 2 bulan setelah tanam. Perkiraan produksinya dapat berkisar 7 - 15 ton/ha. Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman termasuk akar, batang akar, dan daun yang busuk atau telah layu. Jika ingin melakukan penanaman bawang daun kembali, pilihlah tunas anakan yang benar-benar dalam kondisi sehat dan pertumbuhannya bagus, pisahkan  dari bagian tanaman yang akan dijual. 

Setelah panen, bawang daun disortasi dengan menggolongkan rumpun berdaun besar dengan rumpun berdaun kecil. Terlebih dahulu, ikat rumpun bawang dengan memberi alas pada bagian luar rumpun agar ikatan tidak langsung mengenai rumpun bawang daun. Penyimpanan bawang daun tidak bisa lama, jadi sebaiknya segera pasarkan agar mutunya tetap terjaga hingga ke tangan konsumen.

Sumber :

Tim Prima Tani, 2011. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sumpena, Uum. Budidaya Bawang Daun. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Bandung Barat. 

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya