Budidaya

image_berita

Caption : Buah Kelapa Sawit

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

Kamis, 06 Mei 2021

Sudah umum diketahui bahwa tanaman kelapa sawit adalah salah satu komoditas terbesar yang dimiliki Indonesia. Dengan total luas wilayah kebun sawit mencapai 7,8 juta hektar, Indonesia telah dinobatkan sebagai produsen minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. Luas perkebunan tersebut berhasil menghasilkan pemasukan devisa ekspor dari minyak kelapa sawit dan produk turunannya hingga menyentuh angka Rp 246 triliun. Dalam kurun waktu 1 abad sejak tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia, industri kelapa sawit di Indonesia berkembang sangat pesat, bahkan di luar prediksi beberapa ahli. Sektor ekonomi Indonesia sangat terbantu hingga dinyatakan sebagai industri penyerap tenaga kerja terbanyak.

Bernama latin Elaeis Guineensis yang berasal dari Bahasa Yunani kuno, elaia yang berarti zaitun. Konon, nama tersebut diberikan lantaran buah sawit mempunyai banyak kandungan minyak. Perlu diketahui, kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia. Sejatinya, Kelapa Sawit berasal dari daerah tropis basah di dataran Afrika. Kelapa sawit masih berkerabat dengan kelapa, namun perbedaannya terlihat pada organ vegetatif Kelapa Sawit yang terdiri dari daun, batang, akar, serta organ reproduktif berupa bunga dan buah.

Kelapa sawit memang merupakan komoditas yang teramat menguntungkan, mengingat seluruh bagian tubuh dari tanamannya dapat dikomersilkan hingga hampir tidak ada limbah yang dihasilkan. Diantaranya, cangkang pada buah kelapa sawit yang menjadi limbah ekstraksi minyak sawit mentah, dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar untuk ketel uap (boiler) di pabrik-pabrik kelapa sawit. Bagian daging atau yang dikenal sebagai mesokarp adalah bahan dasar minyak sawit. Kemudian janjang kosong dapat dibuat menjadi pupuk kompos atau pupuk organik kebun. Daun kelapa sawit yang sudah dipotong juga dapat dijadikan sebagai mulsa (penutup tanaman budidaya). Sementara Pelepahnya yang tak terpakai lagi, dapat ditanam kembali sebagai pupuk organik. Bahkan hasil tebangan pohon kelapa sawit juga biasa digunakan sebagai material produksi mebel.

Di pertengahan Maret 2021, industri kelapa sawit menghembuskan angin segar dengan kenaikan harga CPO sebanyak 10,38% di pergantian bulan Februari ke Maret. Mengutip Bisnis.com, diprediksi saham-saham sawit mencetak kenaikan jauh lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Itu artinya, trend keuntungan industri kelapa sawit memiliki masa depan yang cerah.

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit dikarenakan hingga saat ini, pengolahan kelapa sawit sebagai minyak nabati menghabiskan biaya paling rendah daripada sumber lainnya. Peluang-peluang tersebut tentunya harus diimbangi dengan kemajuan riset dan teknologi, serta penguatan komitmen pelaku industri kelapa sawit dalam menjaga lingkungan di sekitar kebun agar ekosistem alam senantiasa stabil. Dengan segala keuntungan tersebut, sudah semestinya Anda mempertimbangkan untuk segera terjun pada industri perkebunan kelapa sawit. Sembari membangun peluang, ada baiknya Anda juga memperkaya pengetahuan tentang tata cara budidaya kelapa sawit yang baik dan benar hingga menghasilkan panen yang berlimpah. Karena proses budidaya pada tanaman akan sangat berpengaruh pada hasil panen.

1. Identifikasi Iklim Wilayah Penanaman

Sebelum memutuskan untuk melakukan budidaya sawit, perlu adanya identifikasi kesesuaian lahan dan iklim pada wilayah penanaman dikarenakan faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi sawit. Umumnya, kondisi iklim yang cocok bagi kelapa sawit berkisar antara 150 LU-150 LS, dengan tingkat curah hujan sebesar 2000 – 2500 mm/tahun dengan periode bulan kering <75 mm/bulan yang tidak lebih dari 2 bulan. Suhu rata-rata tahunan yang memicu pertumbuhan baik bagi sawit adalah  24° - 29°C, dengan produksi terbaik antara 25° – 27°C. Kelembaban  optimum 80 – 90% dengan kecepatan angin 5 – 6 km/jam. Untuk ketinggian tempat penanaman kelapa sawit yang ideal berada pada 0-500 m dari permukaan laut (dpl), dan pastikan juga tanaman kelapa sawit akan mendapatkan penyinaran matahari selama 5-7 jam/hari.

2. Mengetahui Kesesuaian Lahan

Kelapa sawit adalah jenis tanaman yang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan syarat kebutuhan air tercukupi, dan kondisi tanah yang tidak tergenang air terlalu lama pada musim hujan, namun juga tidak kekurangan air saat musim kemarau. Idealnya, kelapa sawit akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan kadar pH 6,5 – 7,5. Kelembaban  optimum 80 – 90% dengan kecepatan angin 5 – 6 km/jam. Beberapa jenis tanah yang paling ideal untuk budidaya kelapa sawit diantaranya, Tanah Latosol, Tanah Aluvial, dan Tanah Podsolik. Di beberapa kasus, karena keterbatasan lahan, lahan gambut juga dapat menjadi alternatif namun dengan pemenuhan kriteria-kriteria yang dapat menjamin kelestarian fungsi lahan gambut.

3. Pembibitan

Setelah melakukan identifikasi iklim dan mengetahui kesesuaian lahan, berikutnya adalah pembibitan. Aturan pembibitan dimulai dari menanam kecambah sedalam 2 cm pada polybag berukuran 12 x 23 atau 15 x 23 cm dan diisi tanah yang telah diayak seberat 1,5-2,0 kg. Anda perlu senantiasa memastikan polybag selalu dalam kondisi lembab. Kemudian, simpan polybag di bedengan atau guludan dengan diameter 120 cm.

Setelah bibit berumur 3-4 bulan dengan kriteria fisik memiliki daun 4-5 helai, bibit dipindahtanamkan ke dalam polybag yang lebih besar yaitu berukuran 40 x 50 cm yang telah terisi tanah ayakan 15-30 kg. Sebelum penanaman bibit, siram tanah dengan pupuk organik cair sebanyak 5 ml. Terakhir, posisikan polybag dengan pola segitiga dan jarak 90 x 90 cm.

4. Pemeliharaan Pembibitan

Bibit sawit wajib disiram dua kali sehari, dengan waktu penyiangan 2-3 kali dalam sebulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Lakukan juga penyeleksian bibit normal dengan yang tumbuh tidak normal selama bibit berumur 4 dan 9 bulan.

5. Penentuan Pola Tanaman

Penanaman sawit bisa dilakukan dengan pola tanam monokultur (penanaman dengan jenis tanaman tunggal) ataupun tumpang sari (penanaman dengan lebih dari satu jenis tanaman).

6. Menanam Tanaman Penutup Tanah di Sekitar Lahan

Tanaman penutup tanah atau yang biasa dikenal dengan istilah Legume Cover Crop (LCC) adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Menanam LCC sangat penting agar hasil sawit lebih maksimal. Jenis LCC yang layak ditanam pada lahan sawit adalah Pueraria Javanica (PJ), Centrosema Pubescens (CP), Calopogonium Mucunoides (CM), Psophocarpus Palustris (PP), Calopogonium Caeruleum (CC), dan Mucuna Bracteata (MB).

7. Membuat Lubang Tanam

Lubang tanam merupakan lokasi dimana bibit akan ditanam. Sebaiknya, pembuatan lubang dilakukan minimal 2-4 minggu sebelum kegiatan penanaman agar tersedia waktu untuk persiapan jumlah dan ukurannya, serta untuk meminimalisir kemasaman tanah. Pembuatan lubang tanam memiliki dua cara yaitu mekanis dan manual. Lubang tanam disarankan berukuran 90 cm x 90 cm x 60 cm. Sebelum membuat lubang tanam, pastikan juga seluruh sampah akar-akar yang ada di permukaan tanah dibersihkan hingga tak tersisa.

8. Penentuan Jarak Tanam

Pola jarak tanam pada kelapa sawit yaitu tiga sama sisi dengan jarak tanam yang disesuaikan dengan karakter tanaman, tingkat kesuburan, tipografi, dan kondisi lingkungan setempat. Kerapatan tanaman akan mempengaruhi sex ratio, berat badan, tinggi tanaman, lingkar batang yang mengecil, produksi daun yang berkurang serta panjang daun bertambah. Pada daerah endemik Ganoderma, dianjurkan jarak tanam dengan kerapatan 148-150 pohon/ha yang bertujuan untuk mempertahankan populasi tanaman produksi sampai umur 25 tahun.

9. Pemancangan

Pemancangan adalah kegiatan mengatur letak tanaman dengan jarak tertentu sehingga terlihat jelas jarak antar barisan dan jarak dalam barisan tanaman. Pemancangan bertujuan untuk mencegah dan mengatasi timbulnya kekurangan sinar matahari.

10. Melakukan Teknik Penanaman yang Baik dan Benar

Hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum menanam adalah memastikan lubang tanam sudah sesuai dengan ketentuan. Jika sudah, timbun sedikit dengan tanah dan taburkan Rock Phosphate (RP) sebanyak 250 gr. Letakkan kantong plastik pada dasar tanah, lalu masukkan benih dengan posisi yang tegak. Sayat bagian samping polybag dari bawah ke atas. Kemudian, timbun benih dengan tanah atas, dan padatkan. Pastikan letak benih benar-benar kokoh.

11. Lakukan Pemeliharaan Tanaman Secara Rutin

Dalam menjaga pertumbuhan, harus dilakukan pemeliharaan secara rutin pada kelapa sawit. Perawatan tersebut bisa berupa pemangkasan daun, memotong bunga jantan dan betina pada usia 12-20 bulan, penyulaman dan penjarangan, yaitu tanaman yang mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan, dan penyiangan, yaitu proses pembersihan gulma di sekitar pohon kelapa sawit.          

Jika usia tanaman kelapa sawit pada kebun sudah berkisar antara 25-30 tahun, sebaiknya lakukan peremajaan (replanting) sebagai upaya pengembangan lahan perkebunan, lakukan peremajaan secara rutin dengan mengganti tanaman kelapa sawit yang tidak produktif dengan tanaman baru. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga dan menaikkan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit. Peremajaan disarankan dilakukan secara ramah lingkungan dan zero burning.

Pemberian nutrisi berupa pupuk organik cair pada kelapa sawit juga teramat penting. Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada fase awal musim hujan dan kedua di akhir musim hujan. Dosis pemberian disesuaikan dengan ketentuan produsen pupuk pilihan Anda.

12. Pencegahan Hama dan Penyakit

Tanaman kelapa sawit tergolong pada tanaman yang sering diserang oleh berbagai macam hama dan penyakit, seperti Hama Tungau, Ulat Api, hingga Penyakit Busuk Pangkal Batang. Sering sekali, jika sudah terserang, kualitas hasil produksi sawit akan menurun hingga menyebabkan kematian pada tanaman. Permasalahan tersebut tentu sangat merugikan, mengingat waktu tunggu panen kelapa sawit tidaklah sebentar dan menghabiskan biaya perawatan yang tidak sedikit. Contoh kasus, Penyakit Busuk Pangkal Batang adalah salah satu penyakit yang paling sering menyerang tanaman kelapa sawit. Penyakit tersebut sangat merugikan karena menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah pada sebuah kebun kelapa sawit milik swasta. Solusi paling efektif mengatasinya adalah dengan menggunakan pupuk formula khusus ataupun produk bioteknologi CHIPS 2.1 dari Plantation Key Technology. Produk tersebut sudah terbukti ampuh mengendalikan jamur dan berbagai macam hama penyakit dari tanaman kelapa sawit.

13. Waktu Panen

Tanaman kelapa sawit akan mulai berbuah setelah berusia 2,5 tahun, dan pemasakan 5,5 bulan setelah proses penyerbukan. Namun umumnya, sawit dapat dipanen jika tanaman telah berusia 31 bulan dengan persentase kematangan sebanyak 60% dari keseluruhan buah. Sedikitnya, pada 5 pohon, terdapat 1 tandan buah yang sudah matang dan siap panen. Ciri-ciri tandan yang sudah matang dan siap panen adalah adanya minimal 5-10 buah yang terjatuh dari tandan dengan berat 10 kg atau lebih.

Sumber :

Silvia Nora, SP, MP, Ir. Carolina D. Mual, MP, 2010. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDP Pertanian, Kementerian Pertanian. Harahap, I. Y., C.H Taufik., G. Simangunsong, dan R. Rahutomo. 2008. Mucuna bracteate pengembangan dan pemanfaatannya di perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan Dinesh dan Suryana, M.A.R dan Nair dan Chaudhuri, G. 2001. Leguminous Cover Crop Effects on Nitrogen Mineralization Rates and Kinetics in Soils. J Agronomy & Crop Science 187, 2001 Blackwell Wissenschafts-Verlag, Berlin Modul Budidaya Kelapa Sawit, uploaded by http://sawitwatch.or.id/

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

Baca selengkapnya

Cara Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit

06 Maret 2021

Tanaman kelapa sawit dalam budidayanya tergolong tanaman keras, sehingga untuk menunjang pertumbuhan akar, batang, daun, dan buah, diperlukan dukungan zat pendukung berupa pupuk. 

Baca selengkapnya

Cara Mengolah Roti Solid Sawit Untuk Pakan Ternak dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Tertarik mencoba mengolah limbah sawit menjadi roti solid sawit? Berikut Portal Agri telah merangkum informasinya. 

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya