Budidaya

image_berita

Caption : Ilustrasi Paprika (Unsplash/Vitolda Klein)

Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Paprika dengan Mudah dan Cepat

Jumat, 10 December 2021

Paprika (Capsicum annuum var grossum L.) adalah tumbuhan penghasil buah bercita rasa manis dan sedikit pedas yang berasal dari suku terong-terongan atau Solanaceae. Tanaman paprika merupakan tanaman hortikultura yang tergolong baru di Indonesia, bila dibandingkan dengan jenis tanaman hortikultura lainnya. 

Dari segi ekonomi, paprika memiliki nilai jual yang bagus, permintaan pasar akan sayuran ini juga terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama permintaan dari banyak restoran dan hotel berkembang di kawasan-kawasan wisata. Tentunya kondisi ini dapat dimanfaatkan dengan mempertimbangkan untuk segera memulai budidaya tanaman paprika. 

Namun sayangnya, tak sedikit para kelompok tani yang mengembangkan komoditas paprika dengan pencapaian hasil yang belum maksimal, dikarenakan masih terdapat banyak buah paprika yang mengalami kerusakan akibat terkena hama dan penyakit, sehingga kualitas buah menjadi kurang baik dan tampilan buah juga cacat atau tidak sempurna. Oleh karena itu, bagi Anda yang berniat atau masih mempelajari cara budidaya tanaman paprika, sebaiknya juga mengetahui apa saja jenis-jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman tersebut, beserta gejala dan cara pengendaliannya. Berikut Portal Agri telah merangkum informasinya secara lengkap.

1. Hama Thrips (Thrips parvispinus)

Gejala: Pada bagian bawah daun yang terserang akan berwarna keperakan dan berubah menjadi kecokelatan. Daun juga tampak keriput, mengeriting, dan melengkung ke atas. Di samping penyerangan daun, hama thrips dapat pula menyerang buah paprika hingga menurunkan kualitas buah.

Pengendalian: Penggunaan mulsa plastik hitam perak yang dipasang pada lantai rumah plastik (greenhouse). Pemasangan perangkap likat warna biru, putih atau kuning sejak penanaman di atas kanopi sebanyak 1 buah/2 m. Pembuangan mahkota bunga, penjarangan buah, serta penyemprotan insektisida di saat nilai ambang batas serangan sudah berat. 

2. Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gejala: Daun yang dimakan ulat grayak akan terdapat epidermis yang menyebabkan daun menjadi transparan. Ulat tua akan memakan seluruh bagian daun dan hanya meninggalkan sisa tulang daun saja. 

Pengendalian: Pengumpulan kelompok telur dan larva lalu dimusnahkan, pemasangan feromonoid seks atau perangkap lampu, serta penggunaan insektisida apabila serangan ulat grayak sudah cukup berat dan menyebabkan kerusakan daun hingga 5%.

3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)

Gejala: Pada permukaan bawah daun akan timbul warna tembaga, tepi daun mengeriting, daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pada serangan berat, tunas dan bunga akan gugur. 

Pengendalian: Penggunaan akarisida selektif, seperti Propargit (Omite 570 EC), dan Dicofol (Kelthane 200 EC).

4. Hama Kutu Daun Persik atau Kutu Daun Tembakau (Myzus persicae)

Gejala: Tekstur daun berubah menjadi keriput, terpuntir, berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu dan akhirnya mati. 

Pengendalian: Penggunaan insektisida Fipronil atau Alfametrin jika populasi hama mencapai ambang pengendalian, yaitu 7 ekor/10 daun. 

5. Hama Lalat Penggorok Daun (Liriomyza sp.)

Gejala: Serangan dari serangga lalat dewasa pada daun ditandai oleh bercak-bercak putih bekas tusukan ovipositor. Serangan berat mengakibatkan daun mengering seperti terbakar. Selain itu, akan terlihat larva berupa alur-alur putih pada permukaan daun paprika. 

Pengendalian: Pemasangan perangkap likat warna kuning di atas kanopi tanaman sebanyak 1 buah/2 m, penggunaan insektisida selektif dan efektif seperti Kartap hidroklorida atau Siromazin. 

6. Penyakit Tepung 

Penyebab: Cendawan Oidiopsis capsici.

Gejala: Diantara tulang daun muncul bercak-bercak klorosis atau kekuningan, lalu bercak tersebut berubah putih seperti tepung di atas permukaan daun. 

Pengendalian: Pemanasan dan pengasapan dengan pembakaran serbuk belerang, penyemprotan fungisida Fenarimol atau Heksakonazol saat serangan mencapai 5% luas daun. 

7. Penyakit Layu Fusarium 

Penyebab: Cendawan Fusarium oxysporum.

Gejala: Daun bagian bawah tanaman menjadi layu, lalu menjalar sampai ke bagian atas, ke ranting muda, dan akhirnya tanaman mati. Pembuluh kayu terserang juga akan berwarna cokelat dan terlihat kotor. 

Pengendalian: Melakukan eradikasi selektif, penggunaan fungisida selektif dan efektif yang dianjurkan seperti Benomil atau Klorotalonil. 

8. Penyakit  Layu Bakteri

Penyebab: Bakteri Ralstonia (Pseudomonas) solanacearum.

Gejala: Daun-daun menjadi layu, tanaman terlihat gersang seperti kekurangan air, hingga sel-sel pembuluh kayu hancur. 

Pengendalian: Penyiraman yang ditambahkan kaporit sebanyak 1 ppm, melakukan eradikasi selektif yaitu pencabutan lalu pemusnahan, penggunaan bakterisida efektif seperti Bactocine L. dengan konsentrasi formulasi 1 ml/l. 

9. Penyakit Bercak Serkospora 

Penyebab: Cendawan Cercospora capsici.

Gejala: Serangan menimbulkan malformasi buah menjadikan buah tidak dapat berkembang dan kerdil. Bercak daun serkospora juga menimbulkan defoliasi. Serangan pada daun menyebabkan keguguran daun, demikian juga dengan serangan pada bunga. 

Pengendalian: Perlakuan benih dengan merendamnya ke dalam larutan Propamocarb (Previcur N) konsentrasi 1 ml/l selama 24 jam sebelum benih disemai. Penggunaan mulsa plastik, penggunaan fungisida setelah serangan mencapai 5% luas daun, yaitu fungisida kontak klorotalonil interval 4 - 7 hari, dan fungisida sistemik Metalaksil atau difenokonazol interval 7 - 10 hari. 

10. Penyakit Mosaik (Virus Kompleks)

Penyebab: Salah satu atau gabungan berbagai jenis virus seperti virus mosaik tomat, virus mosaik tembakau, virus mosaik mentimun, dan lainnya. 

Gejala: Bentuk daun menjadi lebih panjang, pendek, atau menggembung, hingga menyebabkan gejala bisul atau kutil pada buah. 

Pengendalian: Penyemaian benih paprika pada rumah plastik (greenhouse) berdinding kasa, menjaga kebersihan tangan pekebun saat melakukan pemeliharaan tanaman dan pewiwilan, melakukan eradikasi selektif yaitu mencabut dan memusnahkan tanaman terserang. 

Sumber :

2006. SPO Paprika di Greenhouse, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, Kementerian Pertanian. 

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya