Budidaya

Caption : Paprika (Unsplash/Mire Carlo)
[Panduan] Cara Budidaya Paprika di Rumah Kaca atau Greenhouse dengan Mudah dan Cepat
Jumat, 21 Mei 2021
Paprika, jenis sayuran unik berjenis cabai namun tidak punya cita rasa pedas sekuat cabai. Penggunaannya cenderung lebih populer di masakan Eropa dan Amerika, sebut saja pizza, spaghetti dan salad. Namun perlahan-lahan kepopuleran paprika naik signifikan di Indonesia. Paprika turut melengkapi masakan-masakan khas Indonesia, terutama yang dimasak dengan cara ditumis dan dipanggang.
Sejarahnya, Paprika (Capsicum annuum var. grossum) memang tercatat baru dikenal di Indonesia pada tahun 1990-an. Banyaknya turis asing dan ekspatriat yang berkunjung dan menetap di Indonesia, dan banyaknya restoran yang menawarkan menu-menu cita rasa barat, menjadikan paprika semakin populer hingga meningkatkan kebutuhan paprika di masyarakat. Kondisi tersebut semakin terdukung oleh wilayah iklim Indonesia yang cocok ditumbuhi oleh paprika.
Buah paprika yang juga masih satu suku dengan terong-terongan ini juga mengandung banyak khasiat untuk kesehatan. Kandungannya yang tinggi akan vitamin C, bermanfaat untuk menjaga imun tubuh, mengencangkan kulit, menurunkan kolesterol, mengontrol diabetes, meredakan nyeri serta inflamasi karena mengandung kapsaisin. Zat kapsaisin inilah juga yang menjadikan rasa paprika tidak pedas, bahkan cenderung manis. Oleh karena itu, paprika juga disebut sebagai cabai manis.
Pada awalnya, budidaya paprika hanya dilakukan di lahan terbuka, namun dikarenakan banyak faktor seperti terbatasnya lahan, dan pergantian musim yang cukup ekstrim, menjadikan budidaya secara hidroponik di rumah kaca plastik atau greenhouse bisa dijadikan alternatif. Dengan budidaya di dalam greenhouse, pertumbuhan paprika akan optimal sesuai standar permintaan pasar. Keuntungan lain, greenhouse memungkinkan penanaman dilakukan secara teratur sepanjang tahun, tanpa tergantung oleh musim.
Beberapa petani muda yang sudah menggeluti bisnis paprika di dalam greenhouse, mengaku memperoleh banyak keuntungan. Pemasukan yang didapat dalam satu kali musim tanam kurang lebih mencapai Rp 450 juta, dengan modal pembuatan greenhouse yang memakan biaya Rp 250 juta. Sedangkan keuntungan yang didapat hingga Rp 50 jt per musim tanam. Harga jual juga cenderung stabil, berkisar rata-rata Rp 30.000,- per kilogram.
Potensi pasar paprika juga masih luas, apalagi melihat kuota produksi lokal hanya bisa memenuhi 70% dari total kebutuhan di Indonesia. Potensi ekspornya juga cukup besar. Oleh karena itu, hasil budidaya harus dapat bersaing di pasar internasional. Salah satu kunci kesuksesan para petani muda agar sukses adalah dengan memahami teknik budidaya paprika yang baik dan benar. Hal tersebut sangat penting karena merupakan penentu dari hasil panen.
1. Syarat Tanam
Persyaratan tanam atau agroklimat dalam budidaya paprika adalah lahan tanam yang memiliki suhu 16°C - 25°C, kelembaban udara 80 - 90%.
Gunakan varietas paprika seperti Edison dan Spartacus varietas berwarna hijau, merah, Manjalika, Capino, Suny dan Gold Flame varietas berwarna kuning yang juga merupakan benih impor jenis hibrida.
2. Persemaian
Gunakan bibit bermutu untuk ditanam di greenhouse. Persemaian diawali dengan prosedur sterilisasi tempat, peralatan pendukung persemaian, dan media persemaian, tepatnya tujuh hari sebelum masa semai, menggunakan semprotan formalin 3%, kemudian 3 hari sebelum masa semai, semprotkan fungisida previcur N (1 ml/l) pada tempat dan lemari persemaian. Untuk peralatan yang terdiri dari baki persemaian, pinset, bali plastik dan penyemprotan tangan disterilkan dengan direndam dalam air suam kuku selama 1 jam. Sedangkan untuk sterilisasi media persemaian, untuk arang sekam, dijenuhkan dengan larutan fungisida previcur N (1 ml/l) sehari sebelum semai, untuk rockwool, cukup basahi dengan larutan fungisida previcur N (1 ml/l) pada saat penyemaian.
Proses persemaian diawali dengan perendaman benih paprika di dalam air suam kuku selama 30 menit, lalu tiriskan di atas baki plastik. Masukkan media penyemaian ke dalam baki persemaian, basahi dengan air bersih. Pada permukaan media semai, buatkan lubang dengan menggunakan pinset, yang berguna untuk tempat berkembang benih.
Benih paprika yang sudah direndam dengan air hangat, lalu dengan menggunakan pinset, tempatkan benih secara terpisah pada setiap lubang semai sedalam 0,5 cm, pastikan bakal tunas menghadap ke bawah.
Tutup baki persemaian dengan kertas tisu, lalu semprot permukaan tisu dengan air bersih. Simpan benih tersebut di dalam lemari persemaian khusus, pada suhu 20°C - 25°C, kelembaban udara 70 - 90%. Pastikan kelembaban kertas tisu dan media semai terjaga, bila berkurang, boleh disemprotkan air bersih.
Pada umur 5 - 7 hari setelah semai (HSS), buka tisu dan nyalakan lampu pada lemari persemaian. Lanjut pada umur 10 - 12 HSS, baki persemaian dikeluarkan dari lemari, letakkan ditempat terbuka. Biarkan bibit beradaptasi dengan lingkungan terbuka selama 2 - 3 hari, dibarengi dengan penyemprotan secara teratur.
Media tanam yang berupa arang sekam kemudian dimasukkan ke dalam polybag berukuran 10 cm x 15 cm, dijenuhkan dengan air bersih. Semprot media tanam dengan larutan fungisida Previcur N (1 ml/l).
Pada Umur 12 - 15 HSS, tanaman telah disebut sebagai tanaman muda. Tanaman muda yang berada dalam baki persemaian sudah dapat dipindahkan ke polybag media tanam. Tanamkan 2 bibit dalam 1 polybag.
3. Pemeliharaan Bibit
Hari 1 - 3 setelah pindah ke polybag, siram bibit dengan air bersih 3 - 4 kali per hari, mulai pukul 08.00 - 16.00. Hari ke 4, siram bibit dengan larutan hara AB mix paprika dengan Ec 1,5 mS/cm sebanyak 3 - 4 kali, di jam yang sama.
Semprotkan insektisida dan abamektin secara bergantian dengan selisih waktu 3 - 4 hari, interval 1 minggu, sebagai bentuk pencegahan dari hama seperti lalat pengorok daun dan Thrips sp.
4. Persiapan Tanam
Tahap persiapan tanam dimulai dengan pembuatan bedengan di dalam greenhouse, dengan lebar 50 cm, berjarak 100 cm - 120 cm, panjang disesuaikan dengan lahan. Pasang mulsa plastik perak di seluruh permukaan lantai greenhouse. 7 hari sebelum tanam, sterilkan greenhouse dengan semprotan larutan formalin 3% pada dinding, tanah dan mulsa plastik.
Pada 3 hari sebelum tanam, masukkan media tanam dalam polybag 35 cm x 40 cm, ¾ di dalam dan ¼ bagian atas dilipat ke bagian luar. Kemudian, media tanam dijenuhkan kembali dengan larutan hara (EC 1,5) tepat sehari sebelum tanam.
5. Masa Tanam
Masa tanam ialah tahap pemindahan bibit dari persemaian ke polybag greenhouse. Sebelum memindahkan, siram bibit dengan larutan AB mix dan EC 1,5. Periksa kelembaban media tanam, bila kurang lembab, siram dengan larutan hara.
Gunting bagian bawah polybag bibit dengan menggunting secara hati-hati agar tak sampai memotong perakaran. Masukkan ¼ bagian polybag ke dalam lubang tanam, arah diatur sejajar dengan bedengan. Jika menggunakan irigasi tetes, outlet atau dripper stick ditancapkan di antara dua tanaman.
6. Pengajiran
Agar tanaman tersangga tegak sehingga sinar matahari menyebar secara optimal hingga ke seluruh permukaan daun, perlu dilakukan pemasangan tali atau pengajiran. Lakukan pengajiran saat tanaman masuk umur 1 - 2 minggu, menggunakan tali rami yang ujungnya dikaitkan ke kawat horizontal di langit-langit rumah plastik. Usahakan tali bisa diikat ke batang tanaman tanpa melukainya.
7. Penyiraman dan Pemupukan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air dan hara agar tanaman paprika dapat tumbuh optimal, lakukan penyiraman dan pemberian hara secara bersamaan. Cara ini juga dikenal sebagai cara fertigasi. Selain cara fertigasi, juga dapat menggunakan cara irigasi. Dosis pengairan disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman.
8. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk mengatur, mengurangi cabang dan tunas air di ketiak daun agar tidak mengganggu proses pertumbuhan tanaman paprika. Pemangkasan dilakukan apabila bunga yang dipelihara telah tumbuh dan mekar. Berupa batang utama telah sampai percabangan pertama, dengan membiarkannya tanpa daun, sedangkan daun tua dan sakit yang terlalu rimbun sebaiknya segera dibuang. Dari satu ketiak daun, sebaiknya pelihara 1 bunga saja agar buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.
9. Seleksi Buah
Tahap ini penting agar dapat menyingkirkan secara dini buah yang tidak sehat dan yang sehat. Seleksi pertama dilakukan pada umur 6 - 7 MST. Selain buah yang tidak sehat, buah yang tumbuh berdempetan salah satunya harus dibuang. Seleksi kedua pada umur 8 - 10 MST, dengan menyisakan sebanyak 3 - 4 buah sehat per pohon.
10. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Lakukan pengamatan OPT secara terjadwal, yaitu seminggu sekali, dimulai dari 1 hari sejak masa tanam. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan efikasi pestisida perlu dilakukan. Beberapa jenis OPT yang penting untuk diketahui diantaranya, Populasi Trips (Thrips parvispinus), dengan gejala daun yang keriput, Populasi ulat grayak (Spodoptera litura) gejala daun menjadi transparan, Tungau (Polyphagotarsonemus latus), gejala daun mengeriting, Lalat pengorok daun (Liriomyza sp.) gejala alur putih pada daun. Sedangkan penyakit, diantaranya penyakit tepung, penyakit layu fusarium, penyakit layu bakteri, dan penyakit mosaik.
Jika perlu menggunakan pestisida, haruslah berdasarkan konsepsi PHT, yang terdiri dari lima tepat yaitu, tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara.
11. Masa Panen
Paprika hijau dapat dipanen mulai umur 2,5 bulan, sedangkan paprika berwarna dipanen dengan tingkat kematangan buah 80 - 90% di umur 3,5 bulan. Persyaratan panen, dilakukan pada pagi hari, dipetik dengan menggunting atau memotong tangkai buah. Perhatikan agar tangkai buah sebaiknya jangan tertinggal di cabang tanaman. Setelah panen, letakkan buah pada tempat teduh agar tak layu dan lembek.
12. Pasca Panen
Tahapan pasca panen diperlukan untuk menjamin keseragaman ukuran buah, mutu buah agar sesuai dengan permintaan pasar domestik dan impor. Dengan begitu, keuntungan yang didapat pun bisa maksimal.
Diawali dengan melakukan sortasi dan pengkelasan sesuai kriteria standar pasar. Bersihkan buah paprika dengan dicuci dengan air bersih, dikeringkan dengan lap kering, kemudian dilanjut pengepakan.
Setelah pengepakan, masukkan buah ke dalam kotak karton berventilasi yang dilapisi dengan lilin. Simpan kotak di dalam ruangan yang teduh.
Untuk tujuan pasar luar negeri, kemas paprika dalam kotak karton berkapasitas 5 kg. Sedangkan tujuan pasar lokal, paprika dikemas dalam kotak karton berkapasitas 20 kg.
Paprika, jenis sayuran unik berjenis cabai namun tidak punya cita rasa pedas sekuat cabai. Penggunaannya cenderung lebih populer di masakan Eropa dan Amerika, sebut saja pizza, spaghetti dan salad. Namun perlahan-lahan kepopuleran paprika naik signifikan di Indonesia. Paprika turut melengkapi masakan-masakan khas Indonesia, terutama yang dimasak dengan cara ditumis dan dipanggang.
Sejarahnya, Paprika (Capsicum annuum var. grossum) memang tercatat baru dikenal di Indonesia pada tahun 1990-an. Banyaknya turis asing dan ekspatriat yang berkunjung dan menetap di Indonesia, dan banyaknya restoran yang menawarkan menu-menu cita rasa barat, menjadikan paprika semakin populer hingga meningkatkan kebutuhan paprika di masyarakat. Kondisi tersebut semakin terdukung oleh wilayah iklim Indonesia yang cocok ditumbuhi oleh paprika.
Buah paprika yang juga masih satu suku dengan terong-terongan ini juga mengandung banyak khasiat untuk kesehatan. Kandungannya yang tinggi akan vitamin C, bermanfaat untuk menjaga imun tubuh, mengencangkan kulit, menurunkan kolesterol, mengontrol diabetes, meredakan nyeri serta inflamasi karena mengandung kapsaisin. Zat kapsaisin inilah juga yang menjadikan rasa paprika tidak pedas, bahkan cenderung manis. Oleh karena itu, paprika juga disebut sebagai cabai manis.
Pada awalnya, budidaya paprika hanya dilakukan di lahan terbuka, namun dikarenakan banyak faktor seperti terbatasnya lahan, dan pergantian musim yang cukup ekstrim, menjadikan budidaya secara hidroponik di rumah kaca plastik atau greenhouse bisa dijadikan alternatif. Dengan budidaya di dalam greenhouse, pertumbuhan paprika akan optimal sesuai standar permintaan pasar. Keuntungan lain, greenhouse memungkinkan penanaman dilakukan secara teratur sepanjang tahun, tanpa tergantung oleh musim.
Beberapa petani muda yang sudah menggeluti bisnis paprika di dalam greenhouse, mengaku memperoleh banyak keuntungan. Pemasukan yang didapat dalam satu kali musim tanam kurang lebih mencapai Rp 450 juta, dengan modal pembuatan greenhouse yang memakan biaya Rp 250 juta. Sedangkan keuntungan yang didapat hingga Rp 50 jt per musim tanam. Harga jual juga cenderung stabil, berkisar rata-rata Rp 30.000,- per kilogram.
Potensi pasar paprika juga masih luas, apalagi melihat kuota produksi lokal hanya bisa memenuhi 70% dari total kebutuhan di Indonesia. Potensi ekspornya juga cukup besar. Oleh karena itu, hasil budidaya harus dapat bersaing di pasar internasional. Salah satu kunci kesuksesan para petani muda agar sukses adalah dengan memahami teknik budidaya paprika yang baik dan benar. Hal tersebut sangat penting karena merupakan penentu dari hasil panen.
1. Syarat Tanam
Persyaratan tanam atau agroklimat dalam budidaya paprika adalah lahan tanam yang memiliki suhu 16°C - 25°C, kelembaban udara 80 - 90%.
Gunakan varietas paprika seperti Edison dan Spartacus varietas berwarna hijau, merah, Manjalika, Capino, Suny dan Gold Flame varietas berwarna kuning yang juga merupakan benih impor jenis hibrida.
2. Persemaian
Gunakan bibit bermutu untuk ditanam di greenhouse. Persemaian diawali dengan prosedur sterilisasi tempat, peralatan pendukung persemaian, dan media persemaian, tepatnya tujuh hari sebelum masa semai, menggunakan semprotan formalin 3%, kemudian 3 hari sebelum masa semai, semprotkan fungisida previcur N (1 ml/l) pada tempat dan lemari persemaian. Untuk peralatan yang terdiri dari baki persemaian, pinset, bali plastik dan penyemprotan tangan disterilkan dengan direndam dalam air suam kuku selama 1 jam. Sedangkan untuk sterilisasi media persemaian, untuk arang sekam, dijenuhkan dengan larutan fungisida previcur N (1 ml/l) sehari sebelum semai, untuk rockwool, cukup basahi dengan larutan fungisida previcur N (1 ml/l) pada saat penyemaian.
Proses persemaian diawali dengan perendaman benih paprika di dalam air suam kuku selama 30 menit, lalu tiriskan di atas baki plastik. Masukkan media penyemaian ke dalam baki persemaian, basahi dengan air bersih. Pada permukaan media semai, buatkan lubang dengan menggunakan pinset, yang berguna untuk tempat berkembang benih.
Benih paprika yang sudah direndam dengan air hangat, lalu dengan menggunakan pinset, tempatkan benih secara terpisah pada setiap lubang semai sedalam 0,5 cm, pastikan bakal tunas menghadap ke bawah.
Tutup baki persemaian dengan kertas tisu, lalu semprot permukaan tisu dengan air bersih. Simpan benih tersebut di dalam lemari persemaian khusus, pada suhu 20°C - 25°C, kelembaban udara 70 - 90%. Pastikan kelembaban kertas tisu dan media semai terjaga, bila berkurang, boleh disemprotkan air bersih.
Pada umur 5 - 7 hari setelah semai (HSS), buka tisu dan nyalakan lampu pada lemari persemaian. Lanjut pada umur 10 - 12 HSS, baki persemaian dikeluarkan dari lemari, letakkan ditempat terbuka. Biarkan bibit beradaptasi dengan lingkungan terbuka selama 2 - 3 hari, dibarengi dengan penyemprotan secara teratur.
Media tanam yang berupa arang sekam kemudian dimasukkan ke dalam polybag berukuran 10 cm x 15 cm, dijenuhkan dengan air bersih. Semprot media tanam dengan larutan fungisida Previcur N (1 ml/l).
Pada Umur 12 - 15 HSS, tanaman telah disebut sebagai tanaman muda. Tanaman muda yang berada dalam baki persemaian sudah dapat dipindahkan ke polybag media tanam. Tanamkan 2 bibit dalam 1 polybag.
3. Pemeliharaan Bibit
Hari 1 - 3 setelah pindah ke polybag, siram bibit dengan air bersih 3 - 4 kali per hari, mulai pukul 08.00 - 16.00. Hari ke 4, siram bibit dengan larutan hara AB mix paprika dengan Ec 1,5 mS/cm sebanyak 3 - 4 kali, di jam yang sama.
Semprotkan insektisida dan abamektin secara bergantian dengan selisih waktu 3 - 4 hari, interval 1 minggu, sebagai bentuk pencegahan dari hama seperti lalat pengorok daun dan Thrips sp.
4. Persiapan Tanam
Tahap persiapan tanam dimulai dengan pembuatan bedengan di dalam greenhouse, dengan lebar 50 cm, berjarak 100 cm - 120 cm, panjang disesuaikan dengan lahan. Pasang mulsa plastik perak di seluruh permukaan lantai greenhouse. 7 hari sebelum tanam, sterilkan greenhouse dengan semprotan larutan formalin 3% pada dinding, tanah dan mulsa plastik.
Pada 3 hari sebelum tanam, masukkan media tanam dalam polybag 35 cm x 40 cm, ¾ di dalam dan ¼ bagian atas dilipat ke bagian luar. Kemudian, media tanam dijenuhkan kembali dengan larutan hara (EC 1,5) tepat sehari sebelum tanam.
5. Masa Tanam
Masa tanam ialah tahap pemindahan bibit dari persemaian ke polybag greenhouse. Sebelum memindahkan, siram bibit dengan larutan AB mix dan EC 1,5. Periksa kelembaban media tanam, bila kurang lembab, siram dengan larutan hara.
Gunting bagian bawah polybag bibit dengan menggunting secara hati-hati agar tak sampai memotong perakaran. Masukkan ¼ bagian polybag ke dalam lubang tanam, arah diatur sejajar dengan bedengan. Jika menggunakan irigasi tetes, outlet atau dripper stick ditancapkan di antara dua tanaman.
6. Pengajiran
Agar tanaman tersangga tegak sehingga sinar matahari menyebar secara optimal hingga ke seluruh permukaan daun, perlu dilakukan pemasangan tali atau pengajiran. Lakukan pengajiran saat tanaman masuk umur 1 - 2 minggu, menggunakan tali rami yang ujungnya dikaitkan ke kawat horizontal di langit-langit rumah plastik. Usahakan tali bisa diikat ke batang tanaman tanpa melukainya.
7. Penyiraman dan Pemupukan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air dan hara agar tanaman paprika dapat tumbuh optimal, lakukan penyiraman dan pemberian hara secara bersamaan. Cara ini juga dikenal sebagai cara fertigasi. Selain cara fertigasi, juga dapat menggunakan cara irigasi. Dosis pengairan disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman.
8. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk mengatur, mengurangi cabang dan tunas air di ketiak daun agar tidak mengganggu proses pertumbuhan tanaman paprika. Pemangkasan dilakukan apabila bunga yang dipelihara telah tumbuh dan mekar. Berupa batang utama telah sampai percabangan pertama, dengan membiarkannya tanpa daun, sedangkan daun tua dan sakit yang terlalu rimbun sebaiknya segera dibuang. Dari satu ketiak daun, sebaiknya pelihara 1 bunga saja agar buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.
9. Seleksi Buah
Tahap ini penting agar dapat menyingkirkan secara dini buah yang tidak sehat dan yang sehat. Seleksi pertama dilakukan pada umur 6 - 7 MST. Selain buah yang tidak sehat, buah yang tumbuh berdempetan salah satunya harus dibuang. Seleksi kedua pada umur 8 - 10 MST, dengan menyisakan sebanyak 3 - 4 buah sehat per pohon.
10. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Lakukan pengamatan OPT secara terjadwal, yaitu seminggu sekali, dimulai dari 1 hari sejak masa tanam. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan efikasi pestisida perlu dilakukan. Beberapa jenis OPT yang penting untuk diketahui diantaranya, Populasi Trips (Thrips parvispinus), dengan gejala daun yang keriput, Populasi ulat grayak (Spodoptera litura) gejala daun menjadi transparan, Tungau (Polyphagotarsonemus latus), gejala daun mengeriting, Lalat pengorok daun (Liriomyza sp.) gejala alur putih pada daun. Sedangkan penyakit, diantaranya penyakit tepung, penyakit layu fusarium, penyakit layu bakteri, dan penyakit mosaik.
Jika perlu menggunakan pestisida, haruslah berdasarkan konsepsi PHT, yang terdiri dari lima tepat yaitu, tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara.
11. Masa Panen
Paprika hijau dapat dipanen mulai umur 2,5 bulan, sedangkan paprika berwarna dipanen dengan tingkat kematangan buah 80 - 90% di umur 3,5 bulan. Persyaratan panen, dilakukan pada pagi hari, dipetik dengan menggunting atau memotong tangkai buah. Perhatikan agar tangkai buah sebaiknya jangan tertinggal di cabang tanaman. Setelah panen, letakkan buah pada tempat teduh agar tak layu dan lembek.
12. Pasca Panen
Tahapan pasca panen diperlukan untuk menjamin keseragaman ukuran buah, mutu buah agar sesuai dengan permintaan pasar domestik dan impor. Dengan begitu, keuntungan yang didapat pun bisa maksimal.
Diawali dengan melakukan sortasi dan pengkelasan sesuai kriteria standar pasar. Bersihkan buah paprika dengan dicuci dengan air bersih, dikeringkan dengan lap kering, kemudian dilanjut pengepakan.
Setelah pengepakan, masukkan buah ke dalam kotak karton berventilasi yang dilapisi dengan lilin. Simpan kotak di dalam ruangan yang teduh.
Untuk tujuan pasar luar negeri, kemas paprika dalam kotak karton berkapasitas 5 kg. Sedangkan tujuan pasar lokal, paprika dikemas dalam kotak karton berkapasitas 20 kg.
Sumber :
Dari berbagai sumber
Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Paprika di Rumah Kaca atau Greenhouse dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Potensi pasar paprika juga masih luas, apalagi melihat kuota produksi lokal hanya bisa memenuhi 70% dari total kebutuhan di Indonesia. Salah satu kunci kesuksesan para petani muda agar sukses adalah dengan memahami teknik budidaya paprika yang baik dan benar.

Cara Pemupukan Tanaman Paprika
06 Maret 2021
Pemupukan juga berarti proses, kegiatan, atau tahapan pemberian unsur hara sebagai pemenuhan kebutuhan hara tanaman, agar pertumbuhan tanaman parika dapat berlangsung secara optimal. Berikut caranya.

Cara Pengolahan Pascapanen Paprika
06 Maret 2021
Pengolahan pascapanen paprika meliputi kegiatan sortasi, grading, hingga pengangkutan. Bagaimana tahapannya? Berikut Portal Agri telah merangkum informasinya.

Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Paprika dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Berikut Portal Agri telah merangkum informasinya secara lengkap jenis-jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman paprika beserta gejala dan cara pengendaliannya.

Berita Lainnya


[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
05 Mei 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
07 Mei 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat
10 Mei 2021
Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.
Komentar (0)