Budidaya

Caption : Ilustrasi Penyakit Pada Tanaman (Unsplash/Jovana Askrabic)
Cara Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang Tanaman Wijen dengan Mudah dan Cepat
Senin, 25 Oktober 2021
Tanaman wijen (Sesamum indicum L.syn. Sesamum orientalis L) merupakan tanaman semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Asalnya diperkirakan dari Benua Afrika, dengan pembudidayaan pertama kalinya dilakukan di Ethiopia. Pertumbuhan tanaman wijen bervariasi dari 60 hingga 120 cm, bahkan dapat mencapai 2 - 3 m. Batang kayu tumbuh tegak, berlekuk empat, beralur, berbuku-buku dan berbulu halus.
Di dalam biji wijen, terkandung 50 - 53% minyak nabati, 20% protein, 7 - 8% serat kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5 - 6,5% abu. Minyak biji wijen juga kaya akan asam lemak tak jenuh, khususnya oleat dan asam linoleat. Dengan banyaknya kandungan tersebut, wijen dibudidayakan untuk kemudian diolah menjadi sumber minyak nabati, atau yang dikenal sebagai minyak wijen hasil dari ekstraksi bijinya. Minyak wijen digunakan oleh berbagai industri, di antaranya berbagai bahan makanan ringan, penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku industri farmasi, plastik, margarin, sabun kosmetik dan pestisida.
Namun pembudidayaan wijen memiliki sejumlah kendala yang mengakibatkan produksi mengalami penurunan. Salah satu kendalanya adalah gangguan penyakit potensial seperti gejala busuk pangkal batang dan patogen yang diakibatkan oleh hadirnya jamur Phytophthora sp. Tak tanggung-tanggung, kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 50% karena termasuk penyakit tular tanah, dan dapat menyebabkan rebah kecambah pada bibit. Patogenisitas cendawan ini relatif tinggi karena semua bagian yang diinokulasi menunjukkan gejala hanya dalam waktu kurang satu minggu. Pada suhu 28 - 30°C, penyakit akan semakin berkembang cepat, dan saat suhu meningkat, serangan malah akan menurun. Daerah penyebaran penyakit ini pertama kali dilaporkan di negara Peru, India, Nigeria dan Indonesia.
Gejala awal serangan penyakit ini, polong wijen akan berwarna hijau kusam dan ditumbuhi oleh misellia halus berwarna putih, dalam perkembangan selanjutnya polong menjadi berwarna hitam. Apabila polong yang terserang menempel pada batang, maka bagian batang juga akan ikut terserang dan berubah warna menjadi cokelat. Bagian tanaman lainnya, yaitu biji buah jika terinfeksi akan berwarna kuning bercak cokelat.
Patogen ini dapat pula menimbulkan kanker batang dari permukaan batang sampai ke titik tumbuh. Terserangnya pangkal batang akan langsung menyebabkan tanaman layu, sedangkan bila terserang di bagian atas maka yang terpengaruh hanya bagian atasnya saja.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang
Cara kimiawi memang dapat dilakukan, namun cara itu memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan mikroorganisme nontarget. Sehingga, alternatif yang paling aman adalah dengan menggunakan konsep pengendalian penyakit secara terpadu, dan bertujuan untuk meningkatkan ketahanan varietas melalui program pemuliaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang, beberapa galur dengan ketahanan terhadap penyakit busuk pangkal batang yang dapat digunakan adalah 99001/9/1; 99001/9/3, 99001/9/7L 99001/10/9; 99001/12/6, 9900/14/8, dan varietas SBR-1.
Cara non kimiawi yang dapat dilakukan adalah dengan segera mencabut lalu membuang dan membakar tanaman yang terserang agar tidak menulari tanaman sehat lainnya.
Sementara cara kimiawi dalam pengendalian penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Phytophthora sp. ini dapat dikendalikan dengan senyawa Copper dan Zineb, atau bisa juga dengan kombinasi metalaxyl + benomil + copper chloride (dosis 6,5 + 15 + 25%), kombinasi tiga fungisida tersebut diketahui paling baik untuk mengendalikan penyakit tersebut.
Tanaman wijen (Sesamum indicum L.syn. Sesamum orientalis L) merupakan tanaman semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Asalnya diperkirakan dari Benua Afrika, dengan pembudidayaan pertama kalinya dilakukan di Ethiopia. Pertumbuhan tanaman wijen bervariasi dari 60 hingga 120 cm, bahkan dapat mencapai 2 - 3 m. Batang kayu tumbuh tegak, berlekuk empat, beralur, berbuku-buku dan berbulu halus.
Di dalam biji wijen, terkandung 50 - 53% minyak nabati, 20% protein, 7 - 8% serat kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5 - 6,5% abu. Minyak biji wijen juga kaya akan asam lemak tak jenuh, khususnya oleat dan asam linoleat. Dengan banyaknya kandungan tersebut, wijen dibudidayakan untuk kemudian diolah menjadi sumber minyak nabati, atau yang dikenal sebagai minyak wijen hasil dari ekstraksi bijinya. Minyak wijen digunakan oleh berbagai industri, di antaranya berbagai bahan makanan ringan, penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku industri farmasi, plastik, margarin, sabun kosmetik dan pestisida.
Namun pembudidayaan wijen memiliki sejumlah kendala yang mengakibatkan produksi mengalami penurunan. Salah satu kendalanya adalah gangguan penyakit potensial seperti gejala busuk pangkal batang dan patogen yang diakibatkan oleh hadirnya jamur Phytophthora sp. Tak tanggung-tanggung, kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 50% karena termasuk penyakit tular tanah, dan dapat menyebabkan rebah kecambah pada bibit. Patogenisitas cendawan ini relatif tinggi karena semua bagian yang diinokulasi menunjukkan gejala hanya dalam waktu kurang satu minggu. Pada suhu 28 - 30°C, penyakit akan semakin berkembang cepat, dan saat suhu meningkat, serangan malah akan menurun. Daerah penyebaran penyakit ini pertama kali dilaporkan di negara Peru, India, Nigeria dan Indonesia.
Gejala awal serangan penyakit ini, polong wijen akan berwarna hijau kusam dan ditumbuhi oleh misellia halus berwarna putih, dalam perkembangan selanjutnya polong menjadi berwarna hitam. Apabila polong yang terserang menempel pada batang, maka bagian batang juga akan ikut terserang dan berubah warna menjadi cokelat. Bagian tanaman lainnya, yaitu biji buah jika terinfeksi akan berwarna kuning bercak cokelat.
Patogen ini dapat pula menimbulkan kanker batang dari permukaan batang sampai ke titik tumbuh. Terserangnya pangkal batang akan langsung menyebabkan tanaman layu, sedangkan bila terserang di bagian atas maka yang terpengaruh hanya bagian atasnya saja.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang
Cara kimiawi memang dapat dilakukan, namun cara itu memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan mikroorganisme nontarget. Sehingga, alternatif yang paling aman adalah dengan menggunakan konsep pengendalian penyakit secara terpadu, dan bertujuan untuk meningkatkan ketahanan varietas melalui program pemuliaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang, beberapa galur dengan ketahanan terhadap penyakit busuk pangkal batang yang dapat digunakan adalah 99001/9/1; 99001/9/3, 99001/9/7L 99001/10/9; 99001/12/6, 9900/14/8, dan varietas SBR-1.
Cara non kimiawi yang dapat dilakukan adalah dengan segera mencabut lalu membuang dan membakar tanaman yang terserang agar tidak menulari tanaman sehat lainnya.
Sementara cara kimiawi dalam pengendalian penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Phytophthora sp. ini dapat dikendalikan dengan senyawa Copper dan Zineb, atau bisa juga dengan kombinasi metalaxyl + benomil + copper chloride (dosis 6,5 + 15 + 25%), kombinasi tiga fungisida tersebut diketahui paling baik untuk mengendalikan penyakit tersebut.
Sumber :
Cece Suhara, 2006. Cara Jitu Mengendalikan Penyakit Busuk Pangkal Batang Pada Tanaman WIjen. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang. Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 17 Mei 2006.
Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Berita Lainnya


[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
05 Mei 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
07 Mei 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat
10 Mei 2021
Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.
Komentar (0)