Budidaya

image_berita

Caption : Ilustrasi Biji Wijen (Unsplash/محمد مهدی کردی)

Cara Budidaya Tanaman Wijen dengan Mudah dan Cepat

Senin, 11 Oktober 2021

Wijen (Sesamum indicum L.) diperkirakan berasal dari benua Afrika, tepatnya Ethiopia. Tanaman wijen telah lama ditemukan tumbuh berkembang di daerah savana. Dalam keseharian masyarakat di sekitar lingkungan asalnya, wijen dimanfaatkan sebagai bahan pangan dengan kandungan protein tinggi. 

Tanaman wijen tergolong famili pedaliaceae, genus Sesamum dan telah diidentifikasi sebanyak 24 spesies. Ciri tanaman wijen ialah berbatang tegak, berkayu berlekuk empat, dan kebanyakan bercabang. Susunan daun umumnya berselang-seling dengan bentuk atau ukuran antara daun bawah, tengah, serta ukuran tingginya berbeda sesuai dengan varietasnya. 

Bagian tanaman yang paling sering digunakan adalah biji yang berukuran sangat kecil. Tiap kilogram terdiri dari 300 - 600 ribu biji. Ukuran biji wijen sebenarnya berbeda-beda, terutama akibat ketebalan kulit biji yang bervariasi. Semakin tipis kulit biji, maka semakin baiklah mutu biji wijen. Rendeman isi dari biji (kernel) dari biji berkulit berkisar 55% - 85%. Ada kecenderungan bahwa semakin tipis kulit, maka kandungan minyak dari kernel semakin tinggi, kadar asam lemak jenuh 15% dari total asam lemak. 

Pada umumnya, biji wijen dibedakan oleh dua warna, hitam dan putih. Wijen hitam kulitnya lebih tebal daripada wijen putih, namun mutu minyak wijen hitam lebih baik. Wijen dari Indonesia rata-rata berkulit tipis, sehingga dinilai memiliki mutu lebih baik daripada wijen dari luar negeri. Bagi Anda yang tertarik untuk memulai budidaya tanaman wijen, berikut Portal Agri bagikan tahapan lengkap budidayanya secara mudah dan cepat.

1. Syarat Tumbuh

Tanaman wijen menghendaki penanaman di lingkungan beriklim tropika, dengan ketinggian 1 - 1.200 m dpl, curah hujan tinggi, dan cuaca mendung terutama saat pembungaan. Suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar 25 - 30°C, cahaya penuh, curah hujan dan 300 - 1.000 mm. Tanaman wijen toleran terhadap kekeringan, tetapi tidak tahan tergenang. Termasuk tanaman yang kurang tahan dinaungi, sehingga perlu dipertimbangkan apabila ingin bertanam secara campuran dengan tanaman lain, terutama yang lebih cepat tumbuh dan tinggi daripada tanaman wijen. Meskipun demikian, tanaman ini dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lainnya. 

Pertumbuhan wijen baik dan berhasil pada semua jenis tanah, tetapi yang terbaik adalah pada tanah lempung berpasir subur dengan pH 5,5 - 8,0. Tanah dangkal dan tanah garaman kurang sesuai untuk wijen. Selain itu, dalam budidaya wijen, sediakanlah drainase yang baik, karena wijen tidak tahan tergenang, terutama pada tanah berat. 

2. Pembenihan

Benih yang digunakan dalam budidaya wijen dapat dengan berbagai macam varietas yang ada, sesuaikanlah dengan tujuan pertanaman, tipe lingkungan, dan ketersediaan air, mengingat masing-masing varietas memiliki kanopi dan umur yang berbeda. Contoh, apabila jangka waktu ketersediaan air cukup panjang, maka Anda dapat membudidayakan varietas dalam. 

Benih sebaiknya diambil dari areal pertanaman yang seragam, kondisinya sehat, daya kecambah lebih dari 80%. Sebagai referensi, kebutuhan benih untuk pertanaman monokultur sekitar 3 - 8 kg/ha, tergantung jarak tanam. Umur tanaman berkisar 75 - 150 hari. 

3. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah pada lahan tanam budidaya wijen, diawali dengan pembersihan dari sisa-sisa tanaman dan gulma. Cangkul tanah sedalam 20 cm hingga gembur. Kemudian, persiapkan sistem drainase beserta saluran pembuangan untuk menghindari tanaman wijen dari genangan air. 

4. Pola Tanam

Tanaman wijen dapat ditanam baik pada lahan sawah maupun lahan kering. Pada lahan sawah, umumnya benih ditanam pada musim kemarau. Sehingga pada awal pertumbuhannya, budidaya di lahan sawah membutuhkan pengairan yang cukup sampai dengan pengisian polong (umur 60 - 70 hari), namun pengairan tersebut tidak boleh sampai menggenang. Di lahan kering wijen pada umumnya ditanam pada musim penghujan.

Selain ditanam secara monokultur, tanaman wijen juga dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lain seperti padi gogo, jagung, kacang-kacangan, jarak, dan lainnya. Adanya tanaman wijen dalam pola tanam juga bermanfaat untuk menekan nematoda. 

5. Penanaman

Sebelum menanam, tentukan jarak tanam benih wijen. Jarak tanamnya bisa bervariasi, antara 10 - 25 cm x 30 - 75 cm, tergantung dari varietas tanaman yang ditanam. Varietas genjah memerlukan jarak tanam yang lebih rapat dibandingkan varietas dalam, begitu pula semakin sedikit percabangan, maka penanaman semakin rapat. 

Penanaman dilakukan dengan cara ditugal sedalam 2 - 4 cm, isi 5 biji benih pada setiap lubang tanam. Apabila dilakukan dengan cara disebar, keperluan benih dapat mencapai 4 kali lipat lebih banyak. Untuk memudahkan penanaman, biji dicampur dengan abu atau pasir halus. 

6. Pemupukan

Agar nutrisi hara dalam tanah dan untuk tanaman dapat terpenuhi, lakukanlah pemupukan secara tepat. 

Berikan tanaman pupuk Urea sebanyak 100 kg/hektar, sepertiga dosis diberikan bersamaan dengan tanam, sisanya diberikan pada umur 4 - 5 minggu setelah tanam (MST). Pemberian dapat dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5 - 7,5 cm dengan jarak 5 cm dari lubang tanam, lalu tutup kembali. 

Pupuk lainnya, seperti pupuk P dan K dapat ditambahkan apabila daerah tersebut diketahui memerlukan hara P dan K. 

7. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup tanaman wijen adalah penyulaman, penjarangan, dan pembumbunan. Tepatnya dilakukan saat 6 hari setelah tanam (HST). Diketahui, tanaman wijen mudah hidup bila dipindah, sehingga memungkinkan bila menggunakan bahan tanaman untuk menyulam dari lubang tanam lain yang ditumbuhi lebih dari dua tanaman.

Untuk sistem ini, sebaiknya penyulaman dilaksanakan 15 - 20 HST. Sedangkan penjarangan dilakukan 15 - 20 HST. Sehingga, tinggal 2 tanaman per lubang tanam. Penyiangan dilakukan apabila gulma telah benar-benar mengganggu, dan diupayakan sampai dengan umur 40 HST tanaman bisa terbebas dari gangguan gulma. Sembari menyiang, tanaman juga dibumbun. Hindari penggenangan air meskipun dalam musim hujan, sistem drainase yang baik sangat berperan dalam mencegah penggenangan.

8. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama utama yang sering dijumpai pada tanaman wijen adalah Agrotis sp., Tetranychus sp., dan Aphis sp. Hama-hama tersebut dapat dikendalikan dengan beberapa cara.

Hama Agrotis sp. dikendalikan secara kimia dengan Furadan 3G, sebanyak 40 kg/ha dengan cara ditugal, sedangkan kedua hama lain dengan 2 - 3 cc/liter air Thiodan 35 EC yang disemprotkan pada tanaman.

Penyakit pada tanaman wijen, dianggap lebih penting daripada hama, sebab dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar. Untuk mengendalikannya, disarankan dengan penggunaan varietas yang toleran, serta melakukan pengaturan tata letak tanaman, jarak dan pola tanaman yang toleran, dan pengaturan waktu tanam yang tepat. 

9. Panen

Waktu panen yang tepat adalah saat ⅔ dari polong buah sudah berwarna hijau kekuningan. Masa penguningan tersebut dimulai dari polong-polong yang berkedudukan di bawah. Apabila terlambat, polong akan pecah, dan bila jatuh, tidak dapat lagi diambil. 

Panen yang dilakukan saat polong mulai pecah sebaiknya menggunakan sabit bergerigi, dengan perlahan batang dipegang dan dipotong 10 - 15 cm di bawah kedudukan buah. 

Biarkan posisi batang tetap tegak, kemudian balik agar biji dalam polong yang sudah pecah dapat jatuh ke tempat yang sudah dipersiapkan. 

Pada kondisi yang sangat panas dan kering, proses penuaan terkadang tidak begitu terlihat jelas. Polong-polong yang berwarna hijau langsung berwarna cokelat, kering, dan pecah. 

10. Prosesing

Pasca panen, biji wijen akan melalui beberapa tahap pemrosesan berikut.

  • Pembijian

Hasil panen berupa batang wijen diikat, dengan masing-masing ikatan bergaris tengan 10 - 15 cm, kemudian jemur dalam keadaan berdiri. Letakkan tikar atau tempat menampung biji wijen di bawah tempat penjemuran, agar biji yang jatuh mudah dikumpulkan. Apabila lantai jemur terbuat dari plester, maka tidak lagi diperlukan tempat menampung. Jika tampak polong-polong telah pecah, balikkan ikatan batang wijen, yaitu ujungnya yang terletak di bawah sehingga biji keluar.

Untuk mendorong biji keluar, pukul-pukul batang dengan tongkat. Bila belum semua biji keluar, ikatan batang tadi dijemur ulang dengan kedudukan berdiri seperti semula, dan biji dikeluarkan lagi sampai habis.  

Biji yang telah keluar dari polong, dijemur lagi selama 1 hari pada panas terik. Hasil kering akan mengandung kadar air kurang lebih 7%.

  • Pengupasan Kulit Biji

Pengolahan biji wijen untuk bahan makanan, memerlukan tahapan ini. Tumbuk dan basahi biji yang kering hingga kulit biji terkelupas. Lalu cuci untuk menghilangkan kulitnya. Untuk mempermudah pencucian, gunakan minyak tanah, lalu beri kaporit agar biji menjadi lebih putih, lalu dijemur. 

Sumber :

Soenardi, 2005. Budidaya dan Pascapanen Wijen, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. 

Bagikan :

Komentar (0)

Silahkan masuk atau daftar dan verifikasi untuk memberikan komentar

Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

06 Maret 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

Berita Lainnya

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat

05 Mei 2021

Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat

07 Mei 2021

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Baca selengkapnya

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat

10 Mei 2021

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.

Baca selengkapnya