Budidaya

Caption : Ilustrasi: Lengkuas (Freepik/Jcomp)
[Panduan] Cara Budidaya Lengkuas dengan Mudah dan Cepat
Selasa, 06 Juli 2021
Lengkuas merupakan tanaman obat serbaguna dan serba khasiat. Bagaimana tidak? Selain digunakan sebagai bumbu dapur, bahan ramuan obat tradisional, lengkuas juga ternyata dapat memperpanjang umur simpan atau mengawetkan makanan karena aktivitas mikroba pembusuk yang terdapat pada lengkuas.
Terdapat dua jenis lengkuas yang dikenal secara umum, yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih, dan varietas berimpang umbi merah yang ukurannya lebih besar.
Lengkuas berimpang umbi putih umumnya digunakan sebagai penyedap masakan, sedangkan lengkuas berimpang umbi merah banyak digunakan sebagai obat.
Selain berserat kasar, rimpang umbi lengkuas juga memiliki aroma yang khas. Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas, yaitu minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil, sinamat, kaempferia, galanga, galangol, dan kristal kuning.
Khasiat lengkuas untuk kesehatan tidak diragukan. Lengkuas dapat membantu mengobati rematik, sakit limpa, pembangkit nafsu makan, obat bronkitis, morbili, , panu, antibakteri, membersihkan darah, menambah nafsu makan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mencairkan dahak, mengharumkan serta merangsang otot, bahkan dapat membangkitkan gairah seks.
Bernama latin Alpinia galanga, Linn, tanaman ini tergolong jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi dan dataran rendah.
Meskipun zaman semakin modern, tidak menyurutkan penggunaan tumbuhan obat tradisional di Indonesia. Malahan, permintaannya semakin meningkat, namun hal tersebut tidak diiringi dengan budidayanya yang masih sangat terbatas. Sangat disayangkan mengingat potensi ekonomi dari hasil budidaya tanaman obat-obatan tidaklah sedikit. Terlebih, sejak dahulu tanaman obat tradisional tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Untuk itu tidak ada salahnya Anda memulai usaha budidaya tanaman obat sebagai langkah awal untuk sukses beragrobisnis. Berikut Portal Agri bagikan tahapan budidayanya secara tepat, hanya untuk Anda.
1. Syarat Tumbuh
Lengkuas menghendaki syarat pertumbuhan berupa, lahan yang berada di ketinggian tempat 1 - 1200 mdpl, curah hujan 2500 - 4000 mm/tahun, bulan basah di atas 100 mm/bulan (7 - 9 bulan), bulan kering di bawah 60 mm/bulan (3 - 5 bulan), suhu udara 25 - 29°C, kelembaban 60 - 70%, penyinaran 8 - 10 jam/hari.
Media tanam yang digunakan, berjenis tanah latosol merah cokelat, andosol, dan aluvial. Tekstur tanah lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, lateristik, berdrainase baik, dan tingkat kesuburan tinggi, serta memiliki tingkat kemasaman tanah pH 6.
2. Pembibitan
Gunakan bibit berkualitas dan memenuhi syarat genetik, mutu fisiologis, dan bebas dari hama penyakit. Sebaiknya bahan bibit diambil langsung dari kebun bukan dari pasar, berasal dari tanaman yang sudah tua atau berumur 9 - 10 bulan, tanaman sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
Agar pertumbuhan tanaman serentak dan seragam, sebaiknya bibit jangan langsung ditanam, namun dikecambahkan terlebih dulu. Perkecambahan atau juga disebut dengan penyemaian bibit lengkuas, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut;
-
Penyemaian Pada Peti Kayu
Hasil panen rimpang terlebih dahulu dijemur tidak sampai kering, lalu simpan 1 - 1,5 bulan.
Setelahnya, patahkan rimpang dengan tangan, dimana setiap potongan akan memiliki 3 - 5 mata tunas. Jemur ulang selama ½ - 1 hari.
Potong bakal bibit tersebut untuk dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu celupkan dengan larutan fungisida dan zat pengatur tumbuhan, sekitar 1 menit kemudian, keringkan.
Masukkan ke dalam peti kayu yang telah dialasi bakal bibit selapis, dengan atasnya diberi abu gosok atau sekam padi.
Setelah 2 - 4 minggu, bibit tersebut sudah disemai.
-
Penyemaian Pada Bedengan
Buatkan rumah penyemaian sederhana berukuran 10 x 8 m, untuk penanaman bibit 1 ton untuk 1 ha lahan tanam.
Di dalam rumah tersebut, buatkan bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm.
Susun bakal bibit rimpang pada bedengan jerami, lalu tutup juga dengan jerami, lalu atasnya rimpang lagi, demikian seterusnya hingga 4 lapis susunan dengan bagian atas berupa jerami.
Rawat bibit pada bedengan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali semprot dengan fungisida.
Setelah 2 minggu, rimpang akan bertunas.
Bila bibit bertunas, pilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
Seleksi hasil bibit dengan mematahkannya pakai tangan untuk memeriksa setiap potongan memiliki 3 - 5 mata tunas, dan berat 40 - 60 g.
Sebelum ditanam, pastikan bibit terbebas dari ancaman hama penyakit, dengan cara memasukkannya kedalam karung, lalu bibit dicelupkan kedalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Lalu jemur bibit 2 - 4 jam, barulah ditanam.
3. Pengolahan Tanah
Tahapan ini berguna untuk mempersiapkan media tanam pada lahan tanam telah siap untuk ditanami bibit, sehingga pertumbuhan dapat berlangsung secara optimal.
Apabila tingkat keasaman tanah tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh, maka lakukan pengapuran hingga angkanya mencukupi.
Bajak tanah sedalam 30 cm untuk menggemburkan tanah.
Bersihkan lahan dari tanaman pengganggu, lalu biarkan tanah selama 2 - 4 minggu.
Apabila pada pengolahan tanah pertama tanah masih belum juga gembur, maka pengolahan tanah kedua dapat dilakukan sekitar 2 - 3 minggu sebelum tanam. Berikan pula pupuk kandang dengan dosis 1.500 - 2.500 kg.
Pada daerah dengan kondisi air tanah yang jelek dan untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya olah tanah menjadi bentuk bedengan-bedengan berukuran setinggi 20 - 30 cm, lebar 80 - 100 cm, dan panjang sesuai lahan.
4. Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, tentukan pola tanaman, apakah secara monokultur atau tumpangsari. Pemilihan tersebut dapat dipertimbangkan berdasarkan kondisi lahan dan kebutuhan.
Kemudian, buat lubang tanam berupa bedengan-bedengan, dan lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3 - 7,5 cm.
Tanam bibit dengan cara meletakkannya secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang telah disiapkan.
Masa tanam sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan, sekitar bulan September dan Oktober karena tanaman muda akan membutuhkan banyak air untuk pertumbuhan.
5. Pemeliharaan
Selama masa pertumbuhan, tanaman lengkuas memerlukan serangkaian kegiatan pemeliharaan untuk mencegah kegagalan tanam. Adapun kegiatan tersebut adalah;
Penyulaman, dengan memeriksa tanaman apakah ada yang mati atau cacat tumbuh. Jika ada, segera lakukan penyulaman dengan umur bibit yang tidak terlalu jauh.
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 2 - 4 minggu, dilanjutkan 3 - 6 minggu sekali, tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah umur 6 - 7 bulan, sebaiknya tidak perlu penyiangan lagi, sebab umur tersebut rimpang sudah mulai besar.
Pembumbunan saat tanaman masih muda, cukup dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Bulan berikutnya, cangkulan dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembumbunan pada waktu tanaman berbentuk rumpun yang terdiri atas 3 - 4 batang semu. Umumnya pembumbunan dilakukan 2 - 3 kali selama umur tanaman. Namun tetap tergantung pada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
Pengairan hanya pada awal masa tanam, karena pada dasarnya tanaman lengkuas tidak begitu memerlukan air terlalu banyak.
Penyemprotan pestisida dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit untuk disemai, dan pada pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin pendorong pertumbuhan.
6. Pemupukan
-
Pertanian organik tentunya melakukan pemupukan organik yaitu dengan pupuk kompos organik atau pupuk kandang yang dilakukan lebih sering dibandingkan pupuk buatan. Pemberian pupuk kompos organik pada awal pertanaman, yaitu pada saat pembuatan guludan, digunakan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 - 80 ton/hektar. Tebarkan dan campurkan dengan tanah olahan. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 - 3 bulan, 4 - 6 bulan, dan 8 - 10 bulan, dengan dosis 2 - 3 kg/tanaman. Pemberian pupuk kompos biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembumbunan.
-
Pemupukan konvensional, selain pupuk dasar pada awal penanaman, tanam juga perlu diberikan pupuk susulan kedua pada saat tanaman berumur 2 - 4 bulan. Pupuk dasar berupa pupuk organik 15 - 20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua berupa pupuk kandang dan pupuk buatan (Urea 20 g/pohon; TSP 10 g/pohon, dan ZK 10 g/pohon, serta K20 112 kg/ha pada tanaman berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen 60 kg/ha, P2O5 50 kg/ha, dan K2O 75 kg/ha. Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam 1/3 dosis dan sisanya 2/3 dosis diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditaburkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
7. Panen
Panen simplisia rimpang lengkuas ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti daun layu. Pada fase itu, rimpang telah berukuran optimal dan tanaman telah berumur 10 - 12 bulan setelah tanam.
Panen dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan garpu atau cangkul secara hati-hati agar tidak rusak.
Bersihkan juga tanah yang menempel pada rimpang secara hati-hati dengan cara dipukul-pukul hingga tanah terlepas.
8. Pasca Panen
Kegiatan pasca panen rimpang tanaman lengkuas, terdiri dari;
-
Pencucian rumpang yang telah dihilangkan batang, daun, dan akarnya. Rendam rimpang ke dalam bak pencucian selama 2 - 3 jam, cuci kembali dan sortasi. Setelah bersih, tiriskan rimpang ke dalam rak-rak peniris selama 1 hari, di dalam ruangan atau tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
-
Perajangan menggunakan mesin atau perajang manual. Arahkan irisan melintang agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah, dan kadar airnya tidak menurun akibat penguapan. Tebal irisan 4 - 6 mm. Agar warna dan kualitas lengkuas bagus, lengkapi perajangan rimpang dengan penguapan panas atau pencelupan air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan,
-
Pengeringan dapat menggunakan matahari langsung, diangin-anginkan, atau memakai mesin pengering bersuhu 40 - 60°C.
-
Pengemasan, etelah kering, kemas rimpang agar terhindar dari penyerapan kembali uap air. Pengemasan dilakukan secara hati-hati agar rimpang tidak hancur. Setelahnya, segerakan simpan atau angkut ke pasar.
Lengkuas merupakan tanaman obat serbaguna dan serba khasiat. Bagaimana tidak? Selain digunakan sebagai bumbu dapur, bahan ramuan obat tradisional, lengkuas juga ternyata dapat memperpanjang umur simpan atau mengawetkan makanan karena aktivitas mikroba pembusuk yang terdapat pada lengkuas.
Terdapat dua jenis lengkuas yang dikenal secara umum, yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih, dan varietas berimpang umbi merah yang ukurannya lebih besar.
Lengkuas berimpang umbi putih umumnya digunakan sebagai penyedap masakan, sedangkan lengkuas berimpang umbi merah banyak digunakan sebagai obat.
Selain berserat kasar, rimpang umbi lengkuas juga memiliki aroma yang khas. Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas, yaitu minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil, sinamat, kaempferia, galanga, galangol, dan kristal kuning.
Khasiat lengkuas untuk kesehatan tidak diragukan. Lengkuas dapat membantu mengobati rematik, sakit limpa, pembangkit nafsu makan, obat bronkitis, morbili, , panu, antibakteri, membersihkan darah, menambah nafsu makan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mencairkan dahak, mengharumkan serta merangsang otot, bahkan dapat membangkitkan gairah seks.
Bernama latin Alpinia galanga, Linn, tanaman ini tergolong jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi dan dataran rendah.
Meskipun zaman semakin modern, tidak menyurutkan penggunaan tumbuhan obat tradisional di Indonesia. Malahan, permintaannya semakin meningkat, namun hal tersebut tidak diiringi dengan budidayanya yang masih sangat terbatas. Sangat disayangkan mengingat potensi ekonomi dari hasil budidaya tanaman obat-obatan tidaklah sedikit. Terlebih, sejak dahulu tanaman obat tradisional tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Untuk itu tidak ada salahnya Anda memulai usaha budidaya tanaman obat sebagai langkah awal untuk sukses beragrobisnis. Berikut Portal Agri bagikan tahapan budidayanya secara tepat, hanya untuk Anda.
1. Syarat Tumbuh
Lengkuas menghendaki syarat pertumbuhan berupa, lahan yang berada di ketinggian tempat 1 - 1200 mdpl, curah hujan 2500 - 4000 mm/tahun, bulan basah di atas 100 mm/bulan (7 - 9 bulan), bulan kering di bawah 60 mm/bulan (3 - 5 bulan), suhu udara 25 - 29°C, kelembaban 60 - 70%, penyinaran 8 - 10 jam/hari.
Media tanam yang digunakan, berjenis tanah latosol merah cokelat, andosol, dan aluvial. Tekstur tanah lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, lateristik, berdrainase baik, dan tingkat kesuburan tinggi, serta memiliki tingkat kemasaman tanah pH 6.
2. Pembibitan
Gunakan bibit berkualitas dan memenuhi syarat genetik, mutu fisiologis, dan bebas dari hama penyakit. Sebaiknya bahan bibit diambil langsung dari kebun bukan dari pasar, berasal dari tanaman yang sudah tua atau berumur 9 - 10 bulan, tanaman sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
Agar pertumbuhan tanaman serentak dan seragam, sebaiknya bibit jangan langsung ditanam, namun dikecambahkan terlebih dulu. Perkecambahan atau juga disebut dengan penyemaian bibit lengkuas, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut;
-
Penyemaian Pada Peti Kayu
Hasil panen rimpang terlebih dahulu dijemur tidak sampai kering, lalu simpan 1 - 1,5 bulan.
Setelahnya, patahkan rimpang dengan tangan, dimana setiap potongan akan memiliki 3 - 5 mata tunas. Jemur ulang selama ½ - 1 hari.
Potong bakal bibit tersebut untuk dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu celupkan dengan larutan fungisida dan zat pengatur tumbuhan, sekitar 1 menit kemudian, keringkan.
Masukkan ke dalam peti kayu yang telah dialasi bakal bibit selapis, dengan atasnya diberi abu gosok atau sekam padi.
Setelah 2 - 4 minggu, bibit tersebut sudah disemai.
-
Penyemaian Pada Bedengan
Buatkan rumah penyemaian sederhana berukuran 10 x 8 m, untuk penanaman bibit 1 ton untuk 1 ha lahan tanam.
Di dalam rumah tersebut, buatkan bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm.
Susun bakal bibit rimpang pada bedengan jerami, lalu tutup juga dengan jerami, lalu atasnya rimpang lagi, demikian seterusnya hingga 4 lapis susunan dengan bagian atas berupa jerami.
Rawat bibit pada bedengan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali semprot dengan fungisida.
Setelah 2 minggu, rimpang akan bertunas.
Bila bibit bertunas, pilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
Seleksi hasil bibit dengan mematahkannya pakai tangan untuk memeriksa setiap potongan memiliki 3 - 5 mata tunas, dan berat 40 - 60 g.
Sebelum ditanam, pastikan bibit terbebas dari ancaman hama penyakit, dengan cara memasukkannya kedalam karung, lalu bibit dicelupkan kedalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Lalu jemur bibit 2 - 4 jam, barulah ditanam.
3. Pengolahan Tanah
Tahapan ini berguna untuk mempersiapkan media tanam pada lahan tanam telah siap untuk ditanami bibit, sehingga pertumbuhan dapat berlangsung secara optimal.
Apabila tingkat keasaman tanah tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh, maka lakukan pengapuran hingga angkanya mencukupi.
Bajak tanah sedalam 30 cm untuk menggemburkan tanah.
Bersihkan lahan dari tanaman pengganggu, lalu biarkan tanah selama 2 - 4 minggu.
Apabila pada pengolahan tanah pertama tanah masih belum juga gembur, maka pengolahan tanah kedua dapat dilakukan sekitar 2 - 3 minggu sebelum tanam. Berikan pula pupuk kandang dengan dosis 1.500 - 2.500 kg.
Pada daerah dengan kondisi air tanah yang jelek dan untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya olah tanah menjadi bentuk bedengan-bedengan berukuran setinggi 20 - 30 cm, lebar 80 - 100 cm, dan panjang sesuai lahan.
4. Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, tentukan pola tanaman, apakah secara monokultur atau tumpangsari. Pemilihan tersebut dapat dipertimbangkan berdasarkan kondisi lahan dan kebutuhan.
Kemudian, buat lubang tanam berupa bedengan-bedengan, dan lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3 - 7,5 cm.
Tanam bibit dengan cara meletakkannya secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang telah disiapkan.
Masa tanam sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan, sekitar bulan September dan Oktober karena tanaman muda akan membutuhkan banyak air untuk pertumbuhan.
5. Pemeliharaan
Selama masa pertumbuhan, tanaman lengkuas memerlukan serangkaian kegiatan pemeliharaan untuk mencegah kegagalan tanam. Adapun kegiatan tersebut adalah;
Penyulaman, dengan memeriksa tanaman apakah ada yang mati atau cacat tumbuh. Jika ada, segera lakukan penyulaman dengan umur bibit yang tidak terlalu jauh.
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 2 - 4 minggu, dilanjutkan 3 - 6 minggu sekali, tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah umur 6 - 7 bulan, sebaiknya tidak perlu penyiangan lagi, sebab umur tersebut rimpang sudah mulai besar.
Pembumbunan saat tanaman masih muda, cukup dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Bulan berikutnya, cangkulan dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembumbunan pada waktu tanaman berbentuk rumpun yang terdiri atas 3 - 4 batang semu. Umumnya pembumbunan dilakukan 2 - 3 kali selama umur tanaman. Namun tetap tergantung pada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
Pengairan hanya pada awal masa tanam, karena pada dasarnya tanaman lengkuas tidak begitu memerlukan air terlalu banyak.
Penyemprotan pestisida dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit untuk disemai, dan pada pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin pendorong pertumbuhan.
6. Pemupukan
-
Pertanian organik tentunya melakukan pemupukan organik yaitu dengan pupuk kompos organik atau pupuk kandang yang dilakukan lebih sering dibandingkan pupuk buatan. Pemberian pupuk kompos organik pada awal pertanaman, yaitu pada saat pembuatan guludan, digunakan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 - 80 ton/hektar. Tebarkan dan campurkan dengan tanah olahan. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 - 3 bulan, 4 - 6 bulan, dan 8 - 10 bulan, dengan dosis 2 - 3 kg/tanaman. Pemberian pupuk kompos biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembumbunan.
-
Pemupukan konvensional, selain pupuk dasar pada awal penanaman, tanam juga perlu diberikan pupuk susulan kedua pada saat tanaman berumur 2 - 4 bulan. Pupuk dasar berupa pupuk organik 15 - 20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua berupa pupuk kandang dan pupuk buatan (Urea 20 g/pohon; TSP 10 g/pohon, dan ZK 10 g/pohon, serta K20 112 kg/ha pada tanaman berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen 60 kg/ha, P2O5 50 kg/ha, dan K2O 75 kg/ha. Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam 1/3 dosis dan sisanya 2/3 dosis diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditaburkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
7. Panen
Panen simplisia rimpang lengkuas ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti daun layu. Pada fase itu, rimpang telah berukuran optimal dan tanaman telah berumur 10 - 12 bulan setelah tanam.
Panen dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan garpu atau cangkul secara hati-hati agar tidak rusak.
Bersihkan juga tanah yang menempel pada rimpang secara hati-hati dengan cara dipukul-pukul hingga tanah terlepas.
8. Pasca Panen
Kegiatan pasca panen rimpang tanaman lengkuas, terdiri dari;
-
Pencucian rumpang yang telah dihilangkan batang, daun, dan akarnya. Rendam rimpang ke dalam bak pencucian selama 2 - 3 jam, cuci kembali dan sortasi. Setelah bersih, tiriskan rimpang ke dalam rak-rak peniris selama 1 hari, di dalam ruangan atau tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
-
Perajangan menggunakan mesin atau perajang manual. Arahkan irisan melintang agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah, dan kadar airnya tidak menurun akibat penguapan. Tebal irisan 4 - 6 mm. Agar warna dan kualitas lengkuas bagus, lengkapi perajangan rimpang dengan penguapan panas atau pencelupan air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan,
-
Pengeringan dapat menggunakan matahari langsung, diangin-anginkan, atau memakai mesin pengering bersuhu 40 - 60°C.
-
Pengemasan, etelah kering, kemas rimpang agar terhindar dari penyerapan kembali uap air. Pengemasan dilakukan secara hati-hati agar rimpang tidak hancur. Setelahnya, segerakan simpan atau angkut ke pasar.
Sumber :
https://nabsya.wordpress.com/2012/12/12/budidaya-lengkuas-alpinia-galanga-linn-willd/
Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Lada dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Lada yang dinobatkan sebagai king of spice atau raja rempah merupakan komoditas ekspor potensial di Indonesia. Bahkan di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai kekuatan dan daya jual tersendiri karena cita rasanya yang khas.

[Panduan] Cara Budidaya Sawit dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Pada tahun 2050, juga diprediksi permintaan global terhadap minyak goreng akan mencapai sekitar 240 juta ton. Hal tersebut merupakan keuntungan menarik bagi para pelaku industri kelapa sawit.

[Panduan] Cara Budidaya Karet dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Karet secara konsisten masih menjadi salah satu komoditas unggul perkebunan di Indonesia. Karet masih kokoh berada di urutan kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah minyak kelapa sawit.

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

Berita Lainnya


[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
05 Mei 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
07 Mei 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat
10 Mei 2021
Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.
Komentar (0)