Budidaya

Caption : Perkebunan Teh
[Panduan] Cara Budidaya Teh dengan Mudah dan Cepat
Senin, 10 Mei 2021
Sedap disajikan dingin maupun hangat, teh telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia di semua kalangan. Teh (Camellia Sinensis) merupakan tanaman yang berasal dari dataran Barat Daya China yang diperkenalkan sekitar abad ke-16. Sementara di Indonesia, teh memiliki sejarah yang cukup panjang. Dimulai dari masuknya biji teh yang berasal dari Jepang ke Indonesia di tahun 1684. Kemudian, biji teh tersebut dibawa ke Jakarta oleh orang berkebangsaan Jerman, Andreas Cleyer yang merupakan saudagar di VOC.
Di masa itu, teh hanya digunakan sebagai tanaman hias. Pada tahun 1728, barulah teh dilirik sebagai tanaman budidaya yang bisa dikomersilkan. Belanda yang pada saat itu masih menduduki Indonesia akhirnya mendatangkan biji teh dari China dalam jumlah yang sangat banyak. Usaha budidaya teh sempat dilakukan, namun dengan hasil yang tidak memuaskan. Berlanjut pada tahun 1824, akhirnya seorang staf Belanda bernama Ph F Von Siebold, tiba dari Jepang ke Indonesia membawa ilmu usaha pembudidayaan teh dengan menggunakan bibit Jepang. Usaha pembudidayaan ini terus berkembang sampai pada masa J.I.L.L Jacobson yang melanjutkan usaha perkebunan teh di Jawa. Melalui hukum wajib tanam oleh rakyat (Cultuur Stelsel), sejak tahun 1841, tanaman teh telah menjadi bagian dari kehidupan rakyat hingga saat ini. Teh hitam dan teh hijau hasil produksi perkebunan teh di Indonesia telah dikenal luas dan menjadi kegemaran masyarakat dunia karena aroma, citarasa yang khas, dan kaya akan manfaat.
Namun sayangnya, budidaya tanaman teh mengalami tingkat penyusutan yang teramat tinggi. Berdasarkan infografis yang dimuat oleh Kompas.id, pada tahun 2018, dalam kurun waktu 10 tahun, ekspor teh Indonesia anjlok hingga 47% dan impor teh meningkat 108%. Sementara luas perkebunan teh menyusut sebesar 16%. Kemunduran tersebut tentu menjadi peringatan keras bagi industri perkebunan teh di tanah air. Dibutuhkan langkah khusus agar industri perkebunan teh dapat mengembalikan masa kejayaannya. Mengingat, teh mempunyai potensi harga jual yang relatif konsisten dan hasil panen daun tehnya dikonsumsi oleh banyak negara. Dengan 1001 khasiat yang ada pada teh, sayang apabila kita melewatkan ilmu mengenai budidaya teh. Siapa tahu, berikutnya Anda yang akan berkontribusi dalam mengembalikan geliat budidaya teh di Indonesia.
-
Syarat Tumbuh
Iklim sub tropis merupakan kondisi alam dari daerah dimana tanaman teh berasal. Sehingga, idealnya teh ditanam di daerah pegunungan atau dataran tinggi dengan suhu udara berkisar 13 - 15 °C, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm. Jenis tanah ideal adalah tanah yang serasi, tanah andosol, tanah latosol, dan tanah podzolik. Sifat tanah harus subur, mengandung banyak bahan organik dan derajat keasaman 4,5 - 5,6 tanpa cadas.
-
Memilih Bahan Tanam yang Tepat
Di tahun 2009, Menteri Pertanian Indonesia menganjurkan penggunaan 5 klon teh sinensis, yaitu GMBS 1, GMBS 2, GMBS 3, GMBS 4, dan GMBS 5. Potensi hasil GMBS 1 dapat mencapai 1.939 kg/ha/th, GMBS 2 sebesar 2.151 kg/ha/th, GMBS 3 sebesar 1.839 kg/ha/th, GMBS 4 sebesar 2.107 kg/ha/th, dan GMBS 5 sebesar 2.165 kg/ha/th. Budidaya teh juga bisa menggunakan bahan tanaman yang berasal dari biji atau stek.
-
Persiapan Lahan
Pada tanaman teh, terbagi atas dua tahap persiapan, yaitu penanaman baru dan penanaman ulang.
Persiapan lahan untuk penanaman baru dimulai dengan survei dan pemetaan tanah, pembongkaran pohon dan tanggul, pembabatan pohon dan tanggul, pengolahan tanah sedalam 60 cm untuk menggemburkan tanah, pencangkulan kedua sedalam 30-40 cm setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama,membuat petakan tanah berukuran 20 x 20 cm, lebar jalan 1 m untuk akses, serta pembuatan saluran drainase untuk mencegah erosi.
Selanjutnya, untuk meningkatkan produktivitas, diperlukan adanya tahapan persiapan lahan untuk penanaman ulang. Diawali dengan pembongkaran perdu teh tua, sanitasi lahan untuk mencegah penyakit pada tanaman, serta pengolahan tanah dengan mencangkul untuk penanaman baru.
-
Penanaman
Mulai langkah penanaman dengan penetapan jarak berdasarkan kemiringan lahan, contohnya, apabila kemiringan lahan 0-15%, maka jarak tanam 120 x 90 cm, dan jumlah tanam 9.260 pohon/ha. Lalu ada tahap pengajiran, ajir yang digunakan berukuran 50 cm dan tebal 1 cm. Caranya, buat ajir induk di kedua sisi lahan, dilakukan dengan sistem barisan lurus atau boleh zig zag.
Selanjutnya, buat lobang tanam dalam jarak waktu 1 minggu sebelum masa tanam, berukuran 30 x 30 x 40 cm untuk bibit asal stump biji, dan ukuran 20 x 20 x 40 cm untuk bibit asal stek.
Tiba waktunya penanaman. Namun sebelum penanaman, beri lobang pupuk dasar 11 g urea + 5 g TSP + 5 g KCl. Untuk daerah pH tinggi lobang diberi belerang murni sebanyak 10-15 g atau 50-100 g belerang lumpur tiap lobang. Bibit asal stump biji atau bibit asal polybag setelah ditanam, lobang tanam diratakan agar bekas penanaman tidak tampak cekung atau cembung.
Terakhir yaitu penanaman tanaman pelindung. Tanaman teh membutuhkan tanaman pelindung sebagai perlindungan ekstra dari sengatan matahari berlebih sekaligus menambah kesuburan tanah. Jenis pohon pelindung yang dianjurkan adalah Albizia falcata, Albizia sumatrana, Albizia 22 Budidaya dan Pasca Panen TEH chinensis, Albizia procera, Derris microphylla, Leucaena glauca, Leucaena pulverulenta, Erythrina subumbrans, Erythrina poeppigiana, Gliricidia maculata, Acacia decurrens, Media azedarach, dan Grevillea robusta.
-
Pengelolaan Tanaman
Pengelolaan tanaman teh terdiri dari penyiangan, pembuatan rorak, penyulaman, pengelolaan pelindung, dan pembentukan bidang petik. Penyiangan yang dimaksud adalah penyiangan untuk mencegah pertumbuhan gulma menggunakan herbisida. Pembuatan rorak disesuaikan dengan kemiringan tanah, pada 2-3 baris tanaman secara selang seling dengan ukuran panjang 200 cm, lebar 40 cm, 60 cm.
Penyulaman penting dilakukan karena tanaman teh yang telah gugur harus diganti dengan baru. Lakukan penyulaman mulai 2-4 minggu setelah adanya penanaman, hingga tanaman mencapai umur 2 tahun, dengan menggunakan bibit terbaik dari klon yang sama.
Sebagai tanaman yang mempunyai ukuran jauh lebih besar dari tanaman utama, tanaman pelindung harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman utama. Jika tanaman pelindung berupa pohon, sudah mencapai ketinggian 1 m, segera lakukan pemangkasan 50 cm.
Tak kalah penting, agar tanaman teh menjadi bentuk perdu sehingga akan lebih mempermudah saat proses pemetikan dan menghasilkan pucuk terbaik, perlu dilakukan pembentukan bidang petik dan proses pemangkasan.
-
Pemupukan
Jenis pupuk yang tepat untuk tanaman teh adalah pupuk campuran yang terdiri dari 3 macam, yaitu pupuk NMP majemuk, pupuk tunggal dengan imbangan N-P-K-Mg-S-mikro, dan pupuk campuran dari pupuk tunggal rakitan perkebunan, dengan dosis yang dapat disesuaikan dengan jenis pupuk dan hara. Waktu pemupukan terbaik ialah pada saat curah hujan antara 60 - 200mm/minggu.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman teh kerap diserang berbagai jenis hama dan penyakit. Namun jenis hama yang paling penting untuk diketahui diantaranya, hama kepik pengisap daun, hama ulat penggulung pucuk, dan hama ulat jengkal. Hama-hama tersebut dapat diatasi dengan memusnahkan hama setiap kali memetik teh dengan menggunakan pestisida nabati. Daun atau bagian tanaman yang sudah cacat disebabkan oleh hama, sebaiknya segera dipetik dan dibuang.
Selain hama, berikut juga beberapa penyakit yang penting untuk diketahui. Cacar daun, penyakit akar, penyakit busuk daun, dan penyakit mati ujung. Seluruh penyakit tersebut dapat dihindarkan apabila budidaya tanaman teh dari tahapan awal hingga akhir, telah dilakukan secara benar.
-
Pemetikan
Bagian pada tanaman teh yang dipetik adalah pucuk. Meliputi, 1 kucup + 2 - 3 daun muda. Terdapat dua jenis pemetikan, yaitu pemetikan jendangan dan pemetikan produksi. Jenis pemetikan jendangan dilaksanakan jika 60% areal telah memenuhi syarat untuk dijendang. Sedangkan pemetikan produksi dilakukan terus menerus dengan jenis petikan tertentu sampai pemangkasan dilakukan.
-
Pasca Panen
Tanaman teh menghasilkan daun teh yang saat ini dikelola menjadi berbagai macam jenis panganan. Namun untuk menghasilkan teh yang bermutu tinggi, penanganan daun teh atau pucuk teh tentu perlu penanganan terbaik sebelum benar-benar diproses masuk pabrik. Beragam macam teh yang paling banyak ada dipasaran yaitu teh hitam, teh hijau, teh oolong dan teh wangi. Perlu diketahui, seluruh kegiatan budidaya dari awal sampai tahap pemetikan bertujuan menghasilkan kualitas catechin dan kafein yang tinggi karena senyawa tersebut berperan dalam penentuan rasa, warna, dan aroma.
Sedap disajikan dingin maupun hangat, teh telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia di semua kalangan. Teh (Camellia Sinensis) merupakan tanaman yang berasal dari dataran Barat Daya China yang diperkenalkan sekitar abad ke-16. Sementara di Indonesia, teh memiliki sejarah yang cukup panjang. Dimulai dari masuknya biji teh yang berasal dari Jepang ke Indonesia di tahun 1684. Kemudian, biji teh tersebut dibawa ke Jakarta oleh orang berkebangsaan Jerman, Andreas Cleyer yang merupakan saudagar di VOC.
Di masa itu, teh hanya digunakan sebagai tanaman hias. Pada tahun 1728, barulah teh dilirik sebagai tanaman budidaya yang bisa dikomersilkan. Belanda yang pada saat itu masih menduduki Indonesia akhirnya mendatangkan biji teh dari China dalam jumlah yang sangat banyak. Usaha budidaya teh sempat dilakukan, namun dengan hasil yang tidak memuaskan. Berlanjut pada tahun 1824, akhirnya seorang staf Belanda bernama Ph F Von Siebold, tiba dari Jepang ke Indonesia membawa ilmu usaha pembudidayaan teh dengan menggunakan bibit Jepang. Usaha pembudidayaan ini terus berkembang sampai pada masa J.I.L.L Jacobson yang melanjutkan usaha perkebunan teh di Jawa. Melalui hukum wajib tanam oleh rakyat (Cultuur Stelsel), sejak tahun 1841, tanaman teh telah menjadi bagian dari kehidupan rakyat hingga saat ini. Teh hitam dan teh hijau hasil produksi perkebunan teh di Indonesia telah dikenal luas dan menjadi kegemaran masyarakat dunia karena aroma, citarasa yang khas, dan kaya akan manfaat.
Namun sayangnya, budidaya tanaman teh mengalami tingkat penyusutan yang teramat tinggi. Berdasarkan infografis yang dimuat oleh Kompas.id, pada tahun 2018, dalam kurun waktu 10 tahun, ekspor teh Indonesia anjlok hingga 47% dan impor teh meningkat 108%. Sementara luas perkebunan teh menyusut sebesar 16%. Kemunduran tersebut tentu menjadi peringatan keras bagi industri perkebunan teh di tanah air. Dibutuhkan langkah khusus agar industri perkebunan teh dapat mengembalikan masa kejayaannya. Mengingat, teh mempunyai potensi harga jual yang relatif konsisten dan hasil panen daun tehnya dikonsumsi oleh banyak negara. Dengan 1001 khasiat yang ada pada teh, sayang apabila kita melewatkan ilmu mengenai budidaya teh. Siapa tahu, berikutnya Anda yang akan berkontribusi dalam mengembalikan geliat budidaya teh di Indonesia.
-
Syarat Tumbuh
Iklim sub tropis merupakan kondisi alam dari daerah dimana tanaman teh berasal. Sehingga, idealnya teh ditanam di daerah pegunungan atau dataran tinggi dengan suhu udara berkisar 13 - 15 °C, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm. Jenis tanah ideal adalah tanah yang serasi, tanah andosol, tanah latosol, dan tanah podzolik. Sifat tanah harus subur, mengandung banyak bahan organik dan derajat keasaman 4,5 - 5,6 tanpa cadas.
-
Memilih Bahan Tanam yang Tepat
Di tahun 2009, Menteri Pertanian Indonesia menganjurkan penggunaan 5 klon teh sinensis, yaitu GMBS 1, GMBS 2, GMBS 3, GMBS 4, dan GMBS 5. Potensi hasil GMBS 1 dapat mencapai 1.939 kg/ha/th, GMBS 2 sebesar 2.151 kg/ha/th, GMBS 3 sebesar 1.839 kg/ha/th, GMBS 4 sebesar 2.107 kg/ha/th, dan GMBS 5 sebesar 2.165 kg/ha/th. Budidaya teh juga bisa menggunakan bahan tanaman yang berasal dari biji atau stek.
-
Persiapan Lahan
Pada tanaman teh, terbagi atas dua tahap persiapan, yaitu penanaman baru dan penanaman ulang.
Persiapan lahan untuk penanaman baru dimulai dengan survei dan pemetaan tanah, pembongkaran pohon dan tanggul, pembabatan pohon dan tanggul, pengolahan tanah sedalam 60 cm untuk menggemburkan tanah, pencangkulan kedua sedalam 30-40 cm setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama,membuat petakan tanah berukuran 20 x 20 cm, lebar jalan 1 m untuk akses, serta pembuatan saluran drainase untuk mencegah erosi.
Selanjutnya, untuk meningkatkan produktivitas, diperlukan adanya tahapan persiapan lahan untuk penanaman ulang. Diawali dengan pembongkaran perdu teh tua, sanitasi lahan untuk mencegah penyakit pada tanaman, serta pengolahan tanah dengan mencangkul untuk penanaman baru.
-
Penanaman
Mulai langkah penanaman dengan penetapan jarak berdasarkan kemiringan lahan, contohnya, apabila kemiringan lahan 0-15%, maka jarak tanam 120 x 90 cm, dan jumlah tanam 9.260 pohon/ha. Lalu ada tahap pengajiran, ajir yang digunakan berukuran 50 cm dan tebal 1 cm. Caranya, buat ajir induk di kedua sisi lahan, dilakukan dengan sistem barisan lurus atau boleh zig zag.
Selanjutnya, buat lobang tanam dalam jarak waktu 1 minggu sebelum masa tanam, berukuran 30 x 30 x 40 cm untuk bibit asal stump biji, dan ukuran 20 x 20 x 40 cm untuk bibit asal stek.
Tiba waktunya penanaman. Namun sebelum penanaman, beri lobang pupuk dasar 11 g urea + 5 g TSP + 5 g KCl. Untuk daerah pH tinggi lobang diberi belerang murni sebanyak 10-15 g atau 50-100 g belerang lumpur tiap lobang. Bibit asal stump biji atau bibit asal polybag setelah ditanam, lobang tanam diratakan agar bekas penanaman tidak tampak cekung atau cembung.
Terakhir yaitu penanaman tanaman pelindung. Tanaman teh membutuhkan tanaman pelindung sebagai perlindungan ekstra dari sengatan matahari berlebih sekaligus menambah kesuburan tanah. Jenis pohon pelindung yang dianjurkan adalah Albizia falcata, Albizia sumatrana, Albizia 22 Budidaya dan Pasca Panen TEH chinensis, Albizia procera, Derris microphylla, Leucaena glauca, Leucaena pulverulenta, Erythrina subumbrans, Erythrina poeppigiana, Gliricidia maculata, Acacia decurrens, Media azedarach, dan Grevillea robusta.
-
Pengelolaan Tanaman
Pengelolaan tanaman teh terdiri dari penyiangan, pembuatan rorak, penyulaman, pengelolaan pelindung, dan pembentukan bidang petik. Penyiangan yang dimaksud adalah penyiangan untuk mencegah pertumbuhan gulma menggunakan herbisida. Pembuatan rorak disesuaikan dengan kemiringan tanah, pada 2-3 baris tanaman secara selang seling dengan ukuran panjang 200 cm, lebar 40 cm, 60 cm.
Penyulaman penting dilakukan karena tanaman teh yang telah gugur harus diganti dengan baru. Lakukan penyulaman mulai 2-4 minggu setelah adanya penanaman, hingga tanaman mencapai umur 2 tahun, dengan menggunakan bibit terbaik dari klon yang sama.
Sebagai tanaman yang mempunyai ukuran jauh lebih besar dari tanaman utama, tanaman pelindung harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman utama. Jika tanaman pelindung berupa pohon, sudah mencapai ketinggian 1 m, segera lakukan pemangkasan 50 cm.
Tak kalah penting, agar tanaman teh menjadi bentuk perdu sehingga akan lebih mempermudah saat proses pemetikan dan menghasilkan pucuk terbaik, perlu dilakukan pembentukan bidang petik dan proses pemangkasan.
-
Pemupukan
Jenis pupuk yang tepat untuk tanaman teh adalah pupuk campuran yang terdiri dari 3 macam, yaitu pupuk NMP majemuk, pupuk tunggal dengan imbangan N-P-K-Mg-S-mikro, dan pupuk campuran dari pupuk tunggal rakitan perkebunan, dengan dosis yang dapat disesuaikan dengan jenis pupuk dan hara. Waktu pemupukan terbaik ialah pada saat curah hujan antara 60 - 200mm/minggu.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman teh kerap diserang berbagai jenis hama dan penyakit. Namun jenis hama yang paling penting untuk diketahui diantaranya, hama kepik pengisap daun, hama ulat penggulung pucuk, dan hama ulat jengkal. Hama-hama tersebut dapat diatasi dengan memusnahkan hama setiap kali memetik teh dengan menggunakan pestisida nabati. Daun atau bagian tanaman yang sudah cacat disebabkan oleh hama, sebaiknya segera dipetik dan dibuang.
Selain hama, berikut juga beberapa penyakit yang penting untuk diketahui. Cacar daun, penyakit akar, penyakit busuk daun, dan penyakit mati ujung. Seluruh penyakit tersebut dapat dihindarkan apabila budidaya tanaman teh dari tahapan awal hingga akhir, telah dilakukan secara benar.
-
Pemetikan
Bagian pada tanaman teh yang dipetik adalah pucuk. Meliputi, 1 kucup + 2 - 3 daun muda. Terdapat dua jenis pemetikan, yaitu pemetikan jendangan dan pemetikan produksi. Jenis pemetikan jendangan dilaksanakan jika 60% areal telah memenuhi syarat untuk dijendang. Sedangkan pemetikan produksi dilakukan terus menerus dengan jenis petikan tertentu sampai pemangkasan dilakukan.
-
Pasca Panen
Tanaman teh menghasilkan daun teh yang saat ini dikelola menjadi berbagai macam jenis panganan. Namun untuk menghasilkan teh yang bermutu tinggi, penanganan daun teh atau pucuk teh tentu perlu penanganan terbaik sebelum benar-benar diproses masuk pabrik. Beragam macam teh yang paling banyak ada dipasaran yaitu teh hitam, teh hijau, teh oolong dan teh wangi. Perlu diketahui, seluruh kegiatan budidaya dari awal sampai tahap pemetikan bertujuan menghasilkan kualitas catechin dan kafein yang tinggi karena senyawa tersebut berperan dalam penentuan rasa, warna, dan aroma.
Sumber :
https://jelajah.kompas.id/ekspedisi-teh-nusantara/baca/garis-peradaban-teh-nusantara/ Effendi, Syakir, Yusron, Wiratno, 2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Kementerian Pertanian
Artikel Budaya Terkait

[Panduan] Cara Budidaya Teh dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Sejak tahun 1841, tanaman teh menjadi bagian dari kehidupan rakyat Indonesia. Teh hitam dan teh hijau hasil produksi perkebunan teh di Indonesia merupakan kegemaran masyarakat dunia karena aroma, citarasa yang khas, dan kaya akan manfaat.

Cara Pemupukan Tanaman Teh
06 Maret 2021
Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lahan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman teh. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan pada waktu, dosis, jenis, dan pelaksanaan yang tepat.

Cara Melakukan Pola Recovery Tanaman Teh dengan Mudah dan Cepat
06 Maret 2021
Bagaimana cara melakukan pola recovery tanaman teh secara tepat? Berikut Portal Agri bagikan informasi selengkapnya.

Berita Lainnya


[Panduan] Cara Budidaya Kakao dengan Mudah dan Cepat
05 Mei 2021
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan prospek menjanjikan, mengingat nilai industri hasil olahannya yaitu cokelat, bernilai lebih dari $ 100 miliar (1 kuadriliun).

[Panduan] Cara Budidaya Kopi dengan Mudah dan Cepat
07 Mei 2021
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, total produksi petani Indonesia pada tahun 2020 mencapai 773.409 ton. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun selaras dengan kebutuhan biji kopi dalam negeri dan luar negeri.

[Panduan] Cara Budidaya Porang dengan Mudah dan Cepat
10 Mei 2021
Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena punya peluang besar untuk diekspor. Tahun 2018, tercatat nilai ekspor porang mencapai hingga Rp 11,31 miliar.
Komentar (0)